NAMA : DWI SUKOWATI
NPM : 10207366
KELAS : 4EA12
1. BI Dinilai Mudahkan Chinkara Bobol Perbankan Indonesia
Laurencius Simanjuntak - detikFinance
Jakarta - Anggota Pansus Hak Angket Bank Century Melchias Markus Mekeng mengambil kesimpulan dari penyataan Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Maman Soemantri bahwa proses akusisi dan merger Bank Century dinyatakan tidak berdasarkan data-data akurat.Melchias menegaskan bahwa BI memberikan 'lampu hijau' kepada pemegang saham Chinkara Capital untuk mengakusisi dan merger ketiga bank Pikko, Danpac dan CIC menjadi Bank Century."Berdasarkan pernyataan Bapak (Maman Soemantri) maka saya mengambil kesimpulan bahwa proses akusisi dan merger tidak menggunakan data-data akurat. Maka ini sangat memudahkan Chinkara untuk membobol bank di Indonesia," tutur Melchias dalam Rapat Pansus Hak Angket Century di Gedung DPR-RI, Jakarta, Rabu (06/01/2010).Sebelumnya Maman Soemantri menjawab pertanyaan yang diberikan Melchias seputar proses akusisi dan proses merger. Maman mengatakan bahwa dirinya yang memimpin izin akusisi dan melakukan persetujuan izin akusisi."Sesuai dengan Rapat Dewan Gubernur pada bulan November 2001 di mana membahas izin prinsip akusisi. Maka dilakukan proses akusisi pada tahun 2002 dimana komandan izin akusisi, saya sendiri," ujar Maman.Kemudian, lanjut Maman, Gubernur BI (saat itu) Burhanudin Abdullah yang memberikan izin akusisi tanpa Rapat Dewan Gubernur.Namun ketika ditanyakan mengenai data-data pemegang saham, baik negara asal Chinkara Capital, kantornya sampai dengan detailnya, Maman tidak mengetahui sama sekali. "Saya tidak tahu," singkat Maman.Hal tersebut lantas membuat Melchias memberikan kesimpulan di mana proses akusisi tersebut sangat salah dan sesuai dengan laporan BPK, bahwa akuisisi tidak menggunakan data-data akurat."Sangat tidak wajar jika seorang Deputi Gubernur di mana bertindak sebagai komandan agar ketiga bank tersebut diakusisi tetapi tidak mengetahui siapa yang akan mengakusisi dengan jelas," tandasnya. (lrn/dnl)
2. Dugaan Pelanggaran Carrefour Bertambah
TEMPO Interaktif, Jakarta: Perkara dugaan pelanggaran praktek monopoli yang dilakukan PT Carrefour Indonesia memasuki tahap baru. Hasil rapat pleno Komisi Pengawas Persaingan Usaha memutuskan perkara dugaan monopoli yang dilakukan Carrefour dilanjutkan ke pemeriksaan lanjutan."Hasil pemeriksaan pendahuluan semakin memperkuat dugaan pelanggaran sehingga perkara dilanjutkan," ujar Direktur Komunikasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Djunadi saat dihubungi Tempo, Rabu (13/5).Selain itu pelanggaran pasal yang dikenakan juga bertambah dari sebelumnya dua pasal menjadi empat pasal Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.Keempat pasal tersebut antara lain, pasal 17 tentang penguasaan produksi, pemasaran dan jasa; pasal 20 tentang penetapan harga rendah untuk menyingkirkan pesaing; pasal 25 tentang penyalahgunaan posisi dominan; dan pasal 28 tentang peleburan badan usaha yang menimbulkan monopoli.Ketua tim pemeriksa KPPU Dedie S. Martadisastra menuturkan, penambahan pasal ini dimungkinkan karena adanya data-data baru yang didapat dari pemeriksaan pendahuluan. "Kami telah memanggil pemasok, Departemen Perdagangan, dan Carrefour. Hasilnya justru semakin memperkuat bukti pelanggaran," kata dia.Langkah ini juga dilakukan karena tidak ada perubahan perilaku yang dilakukan Carrefour dalam batas pemeriksaan pendahuluan yang berakhir Rabu (13/5) ini.Djunaidi menjelaskan, dalam pemeriksaan lanjutan, KPPU tidak hanya berwenang meminta keterangan dari pihak terkait, tapi juga memeriksa dokumen termasuk persyaratan pedagangan (trading term) yang ditetapkan Carrefour kepada pemasok. "Isu hukumnya lebih komprenensif, pembuktian bukan sekedar klarifikasi tapi lebih mendetail," tutur Djunaidi.Komisi Pengawas Persaingan Usaha memperkarakan akuisisi Carrefour dengan dugaan tindakan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Pasca akuisisi dengan PT Alfa Retailindo, Carrefour menguasai pasar retail 48,38 persen, meningkat dari sebelumnya 37,98 persen.Carrefour juga menguasai 66,73 persen pasar pemasok dari sebelumnya 44,72 persen. Melonjaknya pangsa pasar tersebut membuat perusahaan itu leluasa menetapkan biaya tinggi kepada pemasok.
3. PERSAINGAN BISNIS BIOSKOP
Blitz Yakin 21 Cineplex Lakukan Pelanggaran
JAKARTA. Perseteruan antara Blitz Megaplex dengan pengelola bioskop Grup 21 Cineplex dalam kasus distribusi film layar lebar terus berlanjut.Blitz Megaplex sebagai pihak pelapor optimistis, dugaan pelanggaran usaha yang dilakukan 21 Cineplex akan dilanjutkan ke tahapan pemberkasan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).Menurut Blitz Megaplex, pihaknya selama ini telah cukup kooperatif untuk memberikan data-data maupun bukti-bukti tambahan sesuai dengan permintaan dari KPPU."Dengan data-data dan bukti-bukti yang telah kami ajukan selama ini, kami cukup optimis bahwa dugaan pelanggaran UU No.5 Tahun 1999 terkait dengan kasus distribusi film nasional dalam industri layar lebar akan dilanjutkan ke tahapan pemberkasan," jelas Todung Mulya Lubis, Kuasa Hukum Blitz Megaplex, Jumat (9/10).Todung menambahkan, KPPU telah memanggil pihak terlapor, empat distributor film, dan enam produsen film. Setelah proses klarifikasi selesai, rencananya pada 20 Oktober mendatang, akan diputuskan apakah dugaan ini akan dilanjutkan ke tahapan pemberkasan atau cukup sampai tahapan klarifikasi saja.Dugaan pelanggaran UU No.5 Tahun 1999 terkait dengan kasus distribusi film nasional dalam industri layar lebar secara resmi dilaporkan oleh Blitz Megaplex ke KPPU pada 5 Juni 2009.Dalam laporannya Blitz mendudukkan PT Nusantara Sejahtera Raya, pengelola Grup 21 Cineplex sebagai Terlapor I. Beberapa distributor film yang terafiliasi dengan 21 Cineplex juga didudukkan sebagai terlapor.Blitz juga memasukkan beberapa produser sebagai terlapor karena dugaan persekongkolan yang dilakukan dengan Grup 21 Cineplex.Para terlapor diduga melakukan pelanggaran delapan pasal UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.Laporan yang diajukan Blitz Megaplex itu didasarkan atas dugaan pelanggaran yang dilakukan 21 Cineplex melalui berbagai tindakan anti persaingan, yang intinya bertujuan menghambat perolehan copy film dan pertunjukan film nasional di bioskop-bioskop Blitz Megaplex.Blitz menduga ada beberapa produsen film nasional yang memiliki hubungan istimewa dengan Grup 21 Cineplex. Pihak produser itu memperoleh kesempatan untuk menayangkan film di Grup 21 Cineplex pada waktu high season. Sebagai imbalannya, produser film tidak akan menayangkan filmnya di Blitz.Akibatnya, daya jual Grup 21 Cineplex lebih dominan di pasaran. Posisi dominan Grup 21 Cineplex bisa dilihat dari penguasaan pangsa pasar bioskop dan jumlah layar.Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) pada Februari 2007, Grup 21 Cineplex menguasai 67,6% jumlah bioskop di Indonesia dan 76,9% jumlah layar di Indonesia. Jika dirinci, Grup 21 Cineplex menguasai 81% bioskop di Jakarta dan 58,5% bioskop di Bandung.Sementara data yang sama menunjukkan, pada 2007 Blitz Megaplex hanya dapat menayangkan 9 film dari 48 film nasional yang tayang di bioskop atau (19%). Selanjutnya pada tahun 2008 Blitz hanya bisa menayangkan 65 film nasional dari 84 film yang tayang atau (77,4%) dan untuk tahun 2009 sampai tanggal 6 Agustus lalu, Blitz hanya menayangkan 19 film dari 55 film nasional yang beredar atau (34,5%)."Dengan fakta-fakta seperti ini semestinya bisa menjadi pertimbangan bagi KPPU untuk melanjutkan dugaan pelanggaran UU No.5 Tahun 1999 ke tahapan pemberkasan," kata Todung.
4. SEBANYAK 56 BIRO IKLAN MELAKUKAN PELANGGARAN ETIKA.
Laporan : H.Erry Budianto.
Bandung-Surabayawebs.com
Badan Pengawas Periklanan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) sedikitnya telah menegur 56 perusahaan iklan atas pelanggaran etika selama dua tahun terskhir ini.Pelanggaran ini berupa penampilan iklan yang superlative, yaitu memunculkan produk sebagai yang terbaik atau termurah. Iklan superlative ini acapkali dibumbui kecenderungan menjatuhkan pesaing di pasaran. “Jika semua bilang baik, termurah, ini akan membingungkan masyarakat dan pelanggan,” ujar Ketua Badan Pengawas PPPI, FX Ridwan Handoyo kepada wartawan, belum lama ini.Dia mencontohkan iklan pada industri telekomunikasi. Setiap operator telekomunikasi mengaku menawarkan tariff termurah. Bahkan ada iklan yang menyebutkan bahwa produk paling murah meriah. Juga ada iklan produk kesehatan atau kosmetik yang menyebutkan paling efektif. “Tapi semua iklan superlative itu tidak didukung oleh bukti yang kuat. Jadi bisa merugikan masyarakat dan pelanggannya,” tuturnya kemudian.Surat teguran dilayangkan setelah Badan Pengawas PPPI menemukan dugaan pelanggaran berdasarkan pengaduan masyarakat atau hasil pantauan, Kepada perusahaan periklanan anggota PPPI, Badan pengawas PPPI melakukan peneguran sekaligus meminta keterangan. Sedangkan kepada perusahaan non anggota, surat teguran berupa imbauan agar menjunjung tinggi etika beriklan.Ridwan menyebutkan dari 149 kasus yang ditangani Badan Pengawas PPPI, tahun 2006 sebanyak 56n kasus dan 93 kasus di tahun 2007. Sebanyak 90 kasus telah dinyatakan melakukan pelanggaran dan 44 kasus lainnya masih dalam penanganan. Dari yang diputus melanggan etika, 39 kasus tak mendapatb respon oleh agensi. Untuk itu BP PPPI menruskannya ke Badan Musyawarah Etika PPPI.Jumlah perusahaan periklanan yang melakukan pelanggaran cukup banyak itu ada kemungkinan terjadi akibat tidak adanya sanksi yang tegas bagi pelanggar. Diakuinya, selama ini rambu-rambu periklanan hanya diatur dalam bentuk Etika Periklanan Indonesia. “Mungkin karena belum ada aturan hukum yang jelas, pelanggaran tetap banyak,’ katanya.
5. BPK ungkap 5 pelanggaran kasus dana talangan
oleh : Achmad Aris
JAKARTA (bisnis.com): Hasil audit investigasi BPK atas kasus dana talangan senilai Rp6,7 triliun kepada Bank Century mengungkap adanya lima pelanggaran dalam proses penanganan Bank Century (BC) hingga pemberian bail out yang dilakukan baik oleh BI, KSSK, maupun BC sendiri.Ketua BPK Hadi Poernomo menjelaskan pelanggaran pertama adalah proses merger dan pengawasan Bank Century oleh Bank Indonesia di mana dalam proses akuisisi dan merger Bank Danpac, Bank Pikko, dan Bank CIC menjadi Bank Century, BI bersikap tidak tegas dan tidak prudent dalam menerapkan aturan dan persyaratan yang ditetapkannya sendiri."BI tidak bertindak tegas terhadap pelanggaran yang dilaukan oleh BC selama 2005-2008 seperti tidak menempatkan BC sebagai bank dalam pengawasan khusus meskipun CAR BC telah negatif 132,5%," katanya kepada pers hari ini.Kedua, lanjutnya, indikasi pelanggaran dalam hal pemberian FPJP di mana BI patut diduga melakukan perubahan persyaratan capital adequacy ratio (CAR) dalam PBI agar BC dapat memperoleh Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP)."Padahal pada saat itu pemberian FPJP, CAR BC telah negatif 3,53%. Hal ini melanggar ketentuan PBI No. 10/30/PBI/2008 yang menyatakan bahwa bank yang dapat mengajukan FPJO adalah bank dengan CAR positif," jelasnya.Ketiga, sambung Hadi, indikasi pelanggaran terdapat pada saat penetapan BC sebagai bank gagal berdampak sistemik dan penanganannya oleh LPS di mana BI tidak memberikan informasi sesungguhnya, lengkap, dan mutakhir pada saat menyampaikan BC sebagi bank gagal yang ditengarai berdampak sistemik kepada KSSK."BI dan KSSK tidak memiliki kriteria yang terukur dalam menetapkan dampak sistemik BC, tetapi penetapannya lebih didasarkan pada judgement," tegasnya.Keempat, katanya, indikasi pelanggaran terjadi pada saat penggunaan dana FPJP dan PMS di mana penarikan dana oleh pihak terkait dalam periode BC ditempatkan dalam pengawasan khusus sebesar ekuivalen Rp938 miliar telah melanggar ketentuan PBI No. 6/9/PBI/2004 tentang tindak lanjut pengawasan dan penetapan status bank.Indikasi pelanggaran kelima, tutur Hadi, adalah praktik tidak sehat dan pelanggaran ketentuan oleh pengurus bank, pemegang saham, dan pihak-pihak terkait dalam pengelolaan BC yang merugikan BC.
6. Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis : Maraknya Peredaran Makanan dengan Zat Pewarna Bahaya
Maraknya Peredaran Makanan Dengan Zat Pewarna Berbahaya
DEPOK - Hasil uji laboratorium Dinas Kesehatan Kota Depok menyebutkan, sebanyak tujuh pasar tradisional di Depok terbukti menjual bahan pangan yang mengandung zat berbahaya.Sebelum diuji, Dinkes mengambil sample di puluhan pedagang di pasar tradisional dengan menggunakan enam parameter bahan tambahan yaitu, boraks, formalin, rodhamin, methanil yellow (pewarna tekstil), siklamat (pemanis buatan), serta bakteri makanan.Kepala Seksi Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Depok, Yulia Oktavia mengatakan, enam parameter tambahan pangan berbahaya tersebut dilarang digunakan untuk campuran makanan lantaran akan menyebabkan penyakit kanker dalam jangka panjang serta keracunan dalam jangka pendek. "Harus nol sama sekali seluruhnya, karena sangat berbahaya bagi kesehatan." Ujar Yulia kepada okezone, Sabtu (3/10/2009).Yulia menambahkan, makanan yang dijual para pedagang di pasar dan terbukti menggunakan bahan tambahan pangan berbahaya di antaranya, mie basah, bakso, otak-otak, kwetiau, tahu kuning, pacar cina, dan kerupuk merah."Yang paling parah ada kerupuk merah atau kerupuk padang yang biasa digunakan di ketupat sayur, itu ada di lima pasar, dan terbukti menggunakan rodhamin atau pewarna tekstil," paparnya.Langkah selanjutnya, kata Yulia, pihaknya akan mengumpulkan seluruh pedagang untuk dibina mengenai keamanan pangan dan makanan jajanan sehat. Setelah itu, baru diterapkan sanksi hukum pidana sesuai Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Keamanan Pangan. Sanksinya bisa berupa kurungan penjara.Tujuh pasar yang terbukti menjual pangan mengandung bahan tambahan pangan berbahaya diantaranya, Pasar Musi, Dewi Sartika, Mini, Sukatani, Cisalak, Kemiri Muka, dan Depok Jaya. Sebagian di antaranya, berasal dari produsen di daerah Depok maupun Bogor.Keberadaan peraturan daerah (perda) tentang makanan dan minuman yang diperbolehkan dijual di kantin sekolah tidak menjamin hilangnya praktik-praktik ilegal penambahan zat campuran pada makanan anak-anak itu.Karena itu yang harus dikedepankan adalah penegakan payung hukum yang sudah ada. "Regulasi itu sudah ada, baik dalam bentuk undang-undang ataupun peraturan menteri. Yang perlu adalah penegakan hukumnya," ujar Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail di Depok, Jawa Barat, Kamis (11/6/2009).Lontaran Nurmahmudi merupakan respons atas wacana perlunya dibuat perda khusus tentang jajanan di sekolah lantaran maraknya praktik penambahan bahan tambahan makanan yang berbahaya dalam jajanan sekolah. Nurmahmudi menjelaskan, Menteri Kesehatan pada tahun 1987 telah mengeluarkan peraturan tentang bahan-bahan yang boleh digunakan sebagai bahan makanan tambahan. Karena itu, pemerintah tinggal melakukan pembinaan kepada produsen maupun konsumen.Yang menjadi tantangan, tambah Nurmahmudi, adalah melakukan pengawasan terhadap para produsen. Jika industri makanan tersebut legal, dalam artian alamat pabriknya jelas dan memiliki izin usaha, maka pemerintah bisa dengan mudah melakukan pembinaan. "Yang jadi masalah kalau produk itu tidak berlabel, tidak beralamat, maka perlu kerja keras dari berbagai pihak," katanya.Ke depannya, Nurmahmudi berjanji pemeriksaan jajanan di Depok tidak hanya terbatas pada jajanan anak SD saja. Tapi juga akan merambah kantin-kantin di perkantoran. "Untuk sementara kita pilih anak SD karena ini bagian dari upaya menyelamatkan generasi ke depan," jelasnya.Dinas Kesehatan Depok beberapa hari lalu melakukan pengambilan sampel jajanan ke 30 kantin SD di Kota Depok. Hasilnya 30 persen sampel positif mengandung boraks, 16 persen mengandung formalin, tiga persen mengandung siklamat, metanil yellow, dan rodamin. Untuk bahan boraks umumnya ditemukan pada produk krupuk putih, bakso, dan nuggets.Sementara zat formalin ditemukan pada nugget dan mie. Zat siklamat yang jumlahnya melebihi takaran ada pada produk es sirup dan es mambo. Untuk zat metanil yellow (pewarna kuning) dan rodamin (pewarna merah) atau yang lebih dikenal sebagai pewarna tekstil ditemukan pada permen karet.
Minggu, 07 November 2010
Tugas Kasus Etika Bisnis
NAMA : DWI SUKOWATI
NPM : 10207366
KELAS : 4EA12
1. Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Hukum
Sebuah Perusahaan X, karena kondisi perusahaan yang pailit, akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada karyawannya. Namun, dalam melakukan PHK tersebut perusahaan sama sekali tidak memberikan pesangon sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan.
Dalam kasus ini Perusahaan X dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan hukum.
Analisis :
Tanggapan saya adalah, seharusnya perusahaan X mematuhi peraturan undang – undang yang sudah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan, perusahaan X seharusnya bertanggung jawab atas nasib karyawannya,yaitu dengan memberikan pesangon sesuai dalam UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan. Karena dalam hal ini perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip kepatuhan hukum yang apabila karyawan yang di PHK tersebut mengadu kepada yang berwajib, maka perusahaan tersebut akan terkena masalah hukum.
2. Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Akuntabilitas
Sebuah Rumah Sakit swasta melalui pengurus mengumumkan kepada seluruh karyawan yang akan mendapatkan PNS, otomatis dinyatakan mengundurkan diri. A sebagai salah satu karyawan di Rumah Sakit tersebut mengabaikan pengumuman dari pihak pengurus, karena menurut pendapatnya, ia diangkat oleh pengelola dalam hal ini adalah Direktur Rumah Sakit. Sehingga, segala hak dan kewajibannya berhubungan dengan pengelola bukan pengurus. Pihak pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi mengenai kebijakan tersebut.
Dari kasus ini Rumah Sakit tersebut dapat dikatakan melanggar Prinsip Akuntabilitas, karena tidak ada kejelasan fungsi pelaksanaan dan pertanggungjawaban antara pengelola dan pengurus Rumah Sakit.
Analisis :
Tanggapan saya adalah dari kasus Rumah sakit tersebut, seharusnya pihak pengurus Rumah Sakit berkoordinasi dengan pihak pengelola Rumah Sakit tersebut dalam membuat suatu peraturan. Sehingga tidak membingungkan karyawan dan karyawan bisa merasa lebih jelas untuk memahami perturan tersebut. Dan perusahaan tidak melanggar prinsip akuntabilitas yang nantinya akan merugikan perusahaan itu sendiri.
3. Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Pelayanan
. Ketersediaan energi Listrik sangat vital bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Terobosan demi terobosan harus dicari demi berakhirnya giliran pemadaman listrik oleh PLN yang merugikan dunia usaha dan masyarakat. Beberapa tahun terakhir ini hampir setiap hari kabar pemadaman bergilir merebak disejumlah daerah.
Dari sudut ekonomi listrik di Indonesia merupakan hambatan untuk meningkatkan daya saing. Hal ini dapat menurunkan minat Investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. PLN melakukan upaya mengenai krisis listrik diantaranya menghimbau masyarakat melakukan penghematan pemakaian listrik. Upaya lain yang dilakukan PLN adalah menambah pasokan listrik melalui proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt ( MW ) dengan dominasi pembangkit listrik berbahan bakar batubara ( PLTU ). Sejak tahun 2006 sekitar 34 proyek PLTU yang tersebar di Pulau jawa dan luar jawa dicanangkan. Pengerjaan proyek ini tidak berjalan mulus, karena komitmen pendanaan dari lembaga keuangan beberapa negara seperti Tiongkok mengalami menegosiasi akibat krisis ekonomi.
Dalam kasus ini PLN dapat dikatakan melanggar pelayanan prima bagi masyarkat maupun dunia bisnis.
Analisis :
Tanggapan saya adalah, saya yakin PLN bisa bertambah baik lagi apabila pemerintah mau membuka kesempatan kepada Perusahaan Swasta yang bergerak dibidang Listrik untuk mencoba bersaing dengan PLN dalam melayani masyarakat dan dunia usaha seperti yang sudah di jalankan oleh PERTAMINA dengan adanya pesaing didalam bisnisnya. Supaya PLN bisa berintropeksi diri di dalam Managementnya biar bisa terus bertambah baik dalam melayani masyarakat dan dunia bisnis biar Listrik tidak biarpet lagi. Sehingga Investor asing percaya bahwa tidak ada kendala lagi dalam menjalankan bisnisnya sehingga Investor tersebut mau menanamkan modalnya di Indonesia. Karena dengan padam nya Listrik terus menerus bisa merugikan masyarakat dan dunia usaha.
Dalam kasus ini, PLN dikatakan melanggar pelayanan prima terhadap masyarakat dan dunia bisnis karena tidak memberikan pelayanan yang baik tapi sebaliknya mengecewakan masyarakat Yang paling besar dirugikan adalah dunia bisnis karena menghambat proses produksi dan menurunkan minat investor asing yang akan menemkan modalnya di Indonesia yang tentunya akan semakin merugikan pendapatan Negara.
NPM : 10207366
KELAS : 4EA12
1. Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Hukum
Sebuah Perusahaan X, karena kondisi perusahaan yang pailit, akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada karyawannya. Namun, dalam melakukan PHK tersebut perusahaan sama sekali tidak memberikan pesangon sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan.
Dalam kasus ini Perusahaan X dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan hukum.
Analisis :
Tanggapan saya adalah, seharusnya perusahaan X mematuhi peraturan undang – undang yang sudah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan, perusahaan X seharusnya bertanggung jawab atas nasib karyawannya,yaitu dengan memberikan pesangon sesuai dalam UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan. Karena dalam hal ini perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip kepatuhan hukum yang apabila karyawan yang di PHK tersebut mengadu kepada yang berwajib, maka perusahaan tersebut akan terkena masalah hukum.
2. Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Akuntabilitas
Sebuah Rumah Sakit swasta melalui pengurus mengumumkan kepada seluruh karyawan yang akan mendapatkan PNS, otomatis dinyatakan mengundurkan diri. A sebagai salah satu karyawan di Rumah Sakit tersebut mengabaikan pengumuman dari pihak pengurus, karena menurut pendapatnya, ia diangkat oleh pengelola dalam hal ini adalah Direktur Rumah Sakit. Sehingga, segala hak dan kewajibannya berhubungan dengan pengelola bukan pengurus. Pihak pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi mengenai kebijakan tersebut.
Dari kasus ini Rumah Sakit tersebut dapat dikatakan melanggar Prinsip Akuntabilitas, karena tidak ada kejelasan fungsi pelaksanaan dan pertanggungjawaban antara pengelola dan pengurus Rumah Sakit.
Analisis :
Tanggapan saya adalah dari kasus Rumah sakit tersebut, seharusnya pihak pengurus Rumah Sakit berkoordinasi dengan pihak pengelola Rumah Sakit tersebut dalam membuat suatu peraturan. Sehingga tidak membingungkan karyawan dan karyawan bisa merasa lebih jelas untuk memahami perturan tersebut. Dan perusahaan tidak melanggar prinsip akuntabilitas yang nantinya akan merugikan perusahaan itu sendiri.
3. Pelanggaran Etika Bisnis Terhadap Pelayanan
. Ketersediaan energi Listrik sangat vital bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Terobosan demi terobosan harus dicari demi berakhirnya giliran pemadaman listrik oleh PLN yang merugikan dunia usaha dan masyarakat. Beberapa tahun terakhir ini hampir setiap hari kabar pemadaman bergilir merebak disejumlah daerah.
Dari sudut ekonomi listrik di Indonesia merupakan hambatan untuk meningkatkan daya saing. Hal ini dapat menurunkan minat Investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. PLN melakukan upaya mengenai krisis listrik diantaranya menghimbau masyarakat melakukan penghematan pemakaian listrik. Upaya lain yang dilakukan PLN adalah menambah pasokan listrik melalui proyek pembangkit listrik 10.000 megawatt ( MW ) dengan dominasi pembangkit listrik berbahan bakar batubara ( PLTU ). Sejak tahun 2006 sekitar 34 proyek PLTU yang tersebar di Pulau jawa dan luar jawa dicanangkan. Pengerjaan proyek ini tidak berjalan mulus, karena komitmen pendanaan dari lembaga keuangan beberapa negara seperti Tiongkok mengalami menegosiasi akibat krisis ekonomi.
Dalam kasus ini PLN dapat dikatakan melanggar pelayanan prima bagi masyarkat maupun dunia bisnis.
Analisis :
Tanggapan saya adalah, saya yakin PLN bisa bertambah baik lagi apabila pemerintah mau membuka kesempatan kepada Perusahaan Swasta yang bergerak dibidang Listrik untuk mencoba bersaing dengan PLN dalam melayani masyarakat dan dunia usaha seperti yang sudah di jalankan oleh PERTAMINA dengan adanya pesaing didalam bisnisnya. Supaya PLN bisa berintropeksi diri di dalam Managementnya biar bisa terus bertambah baik dalam melayani masyarakat dan dunia bisnis biar Listrik tidak biarpet lagi. Sehingga Investor asing percaya bahwa tidak ada kendala lagi dalam menjalankan bisnisnya sehingga Investor tersebut mau menanamkan modalnya di Indonesia. Karena dengan padam nya Listrik terus menerus bisa merugikan masyarakat dan dunia usaha.
Dalam kasus ini, PLN dikatakan melanggar pelayanan prima terhadap masyarakat dan dunia bisnis karena tidak memberikan pelayanan yang baik tapi sebaliknya mengecewakan masyarakat Yang paling besar dirugikan adalah dunia bisnis karena menghambat proses produksi dan menurunkan minat investor asing yang akan menemkan modalnya di Indonesia yang tentunya akan semakin merugikan pendapatan Negara.
Jumat, 04 Juni 2010
Tulisan Teknologi Informasi
Nama : Dwi Sukowati
Kelas : 3EA12
NPM : 10207366
Dosen : Budi Santoso
Fakultas : Ekonomi
1. Teknologi Informasi tentang Teknologi SmaRTP, SmaRT-Protection
• Proteksi paling ringan di dunia, tercepat dan paling sedikit memakai resource komputer.
• tidak hanya bergantung pada banyaknya database/signature, tapi juga mempunyai kepintaran (algoritma cerdas) yang bisa memproteksi komputer dari virus baru sekalipun.
• deteksi otomatis flashdisk seketika setelah dicolok di komputer.
• deteksi otomatis ketika ada virus saat Anda sedang meng-explore folder
• dapat digabungkan sempurna dengan proteksi semua produk antivirus manapun.
• mendukung semua OS Windows XP & Vista
Kelas : 3EA12
NPM : 10207366
Dosen : Budi Santoso
Fakultas : Ekonomi
1. Teknologi Informasi tentang Teknologi SmaRTP, SmaRT-Protection
• Proteksi paling ringan di dunia, tercepat dan paling sedikit memakai resource komputer.
• tidak hanya bergantung pada banyaknya database/signature, tapi juga mempunyai kepintaran (algoritma cerdas) yang bisa memproteksi komputer dari virus baru sekalipun.
• deteksi otomatis flashdisk seketika setelah dicolok di komputer.
• deteksi otomatis ketika ada virus saat Anda sedang meng-explore folder
• dapat digabungkan sempurna dengan proteksi semua produk antivirus manapun.
• mendukung semua OS Windows XP & Vista
Tugas Silogisme Hipotesis
Nama : Dwi Sukowati
Kelas : 3EA12
NPM : 10207366
Dosen : Budi Santoso
Fakultas : Ekonomi
1. Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu :
- bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen.
- bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh silogisme hipotesis :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn : Uang tidak ada
K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
2. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh silogisme alternatif :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah
Mn : Kucing berada di luar rumah
K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah
3. Metode Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
1. Studi Lapangan/Riset (Field Research)
Studi lapangan ini berupa hasil :
1. Wawancara, proses pengumpulan data dengan cara Tanya jawab dan bertatap muka kepada pemilik Salon tersebut.
2. Kuesioner, membagikan lembar daftar pertanyaan ke konsumen.
3. Observasi, mengamati secara langsung proses penelitian.
2. Studi Pustaka (Library Research)
Pengumpulan data yang diambil berasal dari kumpulan buku-buku dan catatan si penulis yang berupa foto copy selama kuliah mata pelajaran yang berkaitan dengan masalah ini.
2. Hipotesis
Ho : Konsumen puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Salon Mulyo.
Ha : Konsumen tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Salon Mulyo.
3. Alat Analisis Yang Digunakan
1. Analisis Deskriptif
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan cara inferensi yang digambarkan melalui hubungan antara populasi dan sampel.
Populasi = menghimpun seluruh pelanggan yang berkunjung selama bulan April – Mei 2007.
Sampel = menghimpun 50 pelanggan yang menerima daftar pertanyaan atau kuesioner.
2. Analisis Kuantitatif
Alat analisis yang digunakan pada data kuantitatif ini, penulis mengujinya dengan cara uji skala likert dan uji chi square.
Uji chi square ( χ2 ) adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi/actual ( Fo ) dengan frekuensi harapan/ekspektasi ( Fe ) yang didasarkan atas hipotesis tertentu.
Rumus :
χ2 hit = Σ ( Fo – Fe )2
Fe
Uji skala likert adalah pengujian yang dirancang untuk memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir yang menguraikan jasa atau produk. Dengan menggunakan rumus tingkat kesesuaian.
Rumus :
Tki = Xi x 100 %
Yi
Bobot yang diberikan adalah :
Bobot 5 = Sangat Baik/Sangat Penting
Bobot 4 = Baik/Penting
Bobot 3 = Cukup Baik/Cukup Penting
Bobot 2 = Kurang Baik/Kurang Penting
Bobot 1 = Tidak Baik/Tidak Penting
Kelas : 3EA12
NPM : 10207366
Dosen : Budi Santoso
Fakultas : Ekonomi
1. Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu :
- bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen.
- bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh silogisme hipotesis :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn : Uang tidak ada
K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
2. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh silogisme alternatif :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah
Mn : Kucing berada di luar rumah
K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah
3. Metode Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
1. Studi Lapangan/Riset (Field Research)
Studi lapangan ini berupa hasil :
1. Wawancara, proses pengumpulan data dengan cara Tanya jawab dan bertatap muka kepada pemilik Salon tersebut.
2. Kuesioner, membagikan lembar daftar pertanyaan ke konsumen.
3. Observasi, mengamati secara langsung proses penelitian.
2. Studi Pustaka (Library Research)
Pengumpulan data yang diambil berasal dari kumpulan buku-buku dan catatan si penulis yang berupa foto copy selama kuliah mata pelajaran yang berkaitan dengan masalah ini.
2. Hipotesis
Ho : Konsumen puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Salon Mulyo.
Ha : Konsumen tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Salon Mulyo.
3. Alat Analisis Yang Digunakan
1. Analisis Deskriptif
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan cara inferensi yang digambarkan melalui hubungan antara populasi dan sampel.
Populasi = menghimpun seluruh pelanggan yang berkunjung selama bulan April – Mei 2007.
Sampel = menghimpun 50 pelanggan yang menerima daftar pertanyaan atau kuesioner.
2. Analisis Kuantitatif
Alat analisis yang digunakan pada data kuantitatif ini, penulis mengujinya dengan cara uji skala likert dan uji chi square.
Uji chi square ( χ2 ) adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi/actual ( Fo ) dengan frekuensi harapan/ekspektasi ( Fe ) yang didasarkan atas hipotesis tertentu.
Rumus :
χ2 hit = Σ ( Fo – Fe )2
Fe
Uji skala likert adalah pengujian yang dirancang untuk memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir yang menguraikan jasa atau produk. Dengan menggunakan rumus tingkat kesesuaian.
Rumus :
Tki = Xi x 100 %
Yi
Bobot yang diberikan adalah :
Bobot 5 = Sangat Baik/Sangat Penting
Bobot 4 = Baik/Penting
Bobot 3 = Cukup Baik/Cukup Penting
Bobot 2 = Kurang Baik/Kurang Penting
Bobot 1 = Tidak Baik/Tidak Penting
Minggu, 25 April 2010
Tulisan Ilmiah
Nama : Dwi Sukowati
Kelas : 3EA12
NPM : 10207366
Nama Dosen : Budi Santoso
Fakultas : Ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan pasti mempunyai masalahdalam kegiatan atau aktivitasnya dalam rangka mencapai keberhasilannya. Masalah-masalah yang timbul itu bisa saja berasal dari dalam perusahaan (intern), dan dari luar perusahaan (extern). Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha agar permasalahan yang terjadi itu dapat diatasi, maka setiap perusahaan-pun berusaha agar mempunyai pemimpin-pemimpin yang tanggap dan mampu menghadapi permasalahan yang sedang terjadi. Pemimpin yang berkualitas merupakan hal paling penting bagi suatu perusahaan, sehingga dia bisa menetapkan dan menentukan untuk mengambil suatu keputusan yang sangat penting guna menyelesaikan persoalan yang sedang dialami oleh perusahaannya. Seorang pemimpin yang baik dan handal harus bisa menempatkan dan menentukan karyawan sesuai dengan kemampuan yang ia miliki, sehingga kegiatan atau aktivitas yang ada di perusahaan itu bisa berjalan sesuai dengan keinginan perusahaan.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan mempunyai target dan tujuan yang diinginkan, terutama dalam menentukan target penjualan yang diperoleh, berapa laba yang bisa diperolehnya, sehingga dari keuntungan yang diperoleh bias menutupi target penjualan yang ditentukan oleh perusahaan. Terlebih sekarang ini, persaingan ditingkat perusahaan semakin meninggi, sehingga setiap perusahaan berusaha agar target penjualan yang dihasilkan oleh karyawannya meningkat dan menjadi nilai lebih bagi karyawan itu sendiri.
Target dan tujuan perusahaan seperti yang diuraikan diatas bisa terwujud apabila perusahaan mempunyai sumber daya yang mendukung, baik itu sumber daya alamnya (SDA) maupun sumber daya manusianya (SDM). Dengan demikian, bahwa penggunaan sumber daya manusia dan tenaga kerja yang berpotensi serta berkualitas merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting untuk keberhasilan perusahaan. Oleh sebab itu, salah satu tugas bagian personalia adalah bagaimana mencari dan memperoleh seorang karyawan yang berkualitas dan bisa diandalkan. Dalam rangka mengkoordinasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan merupakan tugas dari seorang pemimpin, apabila seorang pemimpin membuat kesalahan dalam menempatkan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, maka dengan demikian akan menimbulkan turunnya tingkat penjualan, selain itu pemenuhan target yang diperoleh karyawan tersebut-pun ikut turun, begitu pula rasio penjualan yang diperoleh perusahaan tidak dapat tercapai karena tidak sesuai dengan target penjualan yang ditentukan oleh perusahaan, dan kemungkinan besar tujuan itu sama sekali tidak akan tercapai.
Penugasan karyawan sesuai dengan tempat atau daerah pemasarannya adalah sangat penting dalam pencapaian target penjualan. Penugasan yang baik adalah menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan serta keahlian yang dimilikinya. Perusahaan Rizquna Furniture merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan dan penjualan furniture. Perusahaan tersebut memiliki lima jenis pekerjaan yang berbeda untuk diselesaikan oleh lima orang karyawan, dengan biaya penugasan berbeda ditiap karyawan karena sifat pekerjaan, pengalaman dan latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul penulisan ilmiah “ANALISIS MINIMISASI DALAM PENGALOKASIAN TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN RIZQUNA FURNITURE”.
1.2. Rumusan dan Batasan Masalah
Dari uraian diatas, penulis merumuskan masalah pada bagaimana metode penempatan karyawan di bagian produksi dalam rangka menekan tingkat biaya dengan cara meminimalkan biaya produksi. Pada penulisan ilmiah ini, penulis hanya memfokuskan permasalahan yang akan dibahas, yaitu mengetahui bagaimana penempatan karyawan yang dilakukan oleh Perusahaan Rizquna Furniture, khususnya penempatan karyawan pada bagian produksi.
Dalam pembagian tugas kerja kepada lima orang karyawan, dapat dilihat seberapa minimalkah biaya produksi untuk menyelesaikan satu set kursi, sehingga kinerja dari karyawan dapat menguntungkan bagi perusahaan. Dengan menggunakan metode penugasan (assignment method), khususnya metode Hungarian, diharapkan penempatan karyawan bisa sesuai dengan semua spesifikasinya.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana penempatan karyawan yang dilakukan oleh Perusahaan Rizquna Furniture, dengan penempatan tenaga kerja yang memiliki tingkat biaya produksi yang minimum yang diperoleh dari setiap karyawannya agar diperoleh biaya yang minimal.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh beberapa manfaat, yaitu :
1. Menjadikan bahan referensi pelengkap bagi perusahaan yang menginginkan turunnya tingkat biaya produksi pada tahun 2005.
2. Sebagai referensi penunjang mahasiswa dalam rangka menyusun karya tulis ilmiah.
3. Sebagai bahan bacaan yang dapat memperluas pengetahuan mahasiswa.
Kelas : 3EA12
NPM : 10207366
Nama Dosen : Budi Santoso
Fakultas : Ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan pasti mempunyai masalahdalam kegiatan atau aktivitasnya dalam rangka mencapai keberhasilannya. Masalah-masalah yang timbul itu bisa saja berasal dari dalam perusahaan (intern), dan dari luar perusahaan (extern). Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha agar permasalahan yang terjadi itu dapat diatasi, maka setiap perusahaan-pun berusaha agar mempunyai pemimpin-pemimpin yang tanggap dan mampu menghadapi permasalahan yang sedang terjadi. Pemimpin yang berkualitas merupakan hal paling penting bagi suatu perusahaan, sehingga dia bisa menetapkan dan menentukan untuk mengambil suatu keputusan yang sangat penting guna menyelesaikan persoalan yang sedang dialami oleh perusahaannya. Seorang pemimpin yang baik dan handal harus bisa menempatkan dan menentukan karyawan sesuai dengan kemampuan yang ia miliki, sehingga kegiatan atau aktivitas yang ada di perusahaan itu bisa berjalan sesuai dengan keinginan perusahaan.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan mempunyai target dan tujuan yang diinginkan, terutama dalam menentukan target penjualan yang diperoleh, berapa laba yang bisa diperolehnya, sehingga dari keuntungan yang diperoleh bias menutupi target penjualan yang ditentukan oleh perusahaan. Terlebih sekarang ini, persaingan ditingkat perusahaan semakin meninggi, sehingga setiap perusahaan berusaha agar target penjualan yang dihasilkan oleh karyawannya meningkat dan menjadi nilai lebih bagi karyawan itu sendiri.
Target dan tujuan perusahaan seperti yang diuraikan diatas bisa terwujud apabila perusahaan mempunyai sumber daya yang mendukung, baik itu sumber daya alamnya (SDA) maupun sumber daya manusianya (SDM). Dengan demikian, bahwa penggunaan sumber daya manusia dan tenaga kerja yang berpotensi serta berkualitas merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting untuk keberhasilan perusahaan. Oleh sebab itu, salah satu tugas bagian personalia adalah bagaimana mencari dan memperoleh seorang karyawan yang berkualitas dan bisa diandalkan. Dalam rangka mengkoordinasi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan merupakan tugas dari seorang pemimpin, apabila seorang pemimpin membuat kesalahan dalam menempatkan karyawan yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, maka dengan demikian akan menimbulkan turunnya tingkat penjualan, selain itu pemenuhan target yang diperoleh karyawan tersebut-pun ikut turun, begitu pula rasio penjualan yang diperoleh perusahaan tidak dapat tercapai karena tidak sesuai dengan target penjualan yang ditentukan oleh perusahaan, dan kemungkinan besar tujuan itu sama sekali tidak akan tercapai.
Penugasan karyawan sesuai dengan tempat atau daerah pemasarannya adalah sangat penting dalam pencapaian target penjualan. Penugasan yang baik adalah menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan serta keahlian yang dimilikinya. Perusahaan Rizquna Furniture merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan dan penjualan furniture. Perusahaan tersebut memiliki lima jenis pekerjaan yang berbeda untuk diselesaikan oleh lima orang karyawan, dengan biaya penugasan berbeda ditiap karyawan karena sifat pekerjaan, pengalaman dan latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul penulisan ilmiah “ANALISIS MINIMISASI DALAM PENGALOKASIAN TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN RIZQUNA FURNITURE”.
1.2. Rumusan dan Batasan Masalah
Dari uraian diatas, penulis merumuskan masalah pada bagaimana metode penempatan karyawan di bagian produksi dalam rangka menekan tingkat biaya dengan cara meminimalkan biaya produksi. Pada penulisan ilmiah ini, penulis hanya memfokuskan permasalahan yang akan dibahas, yaitu mengetahui bagaimana penempatan karyawan yang dilakukan oleh Perusahaan Rizquna Furniture, khususnya penempatan karyawan pada bagian produksi.
Dalam pembagian tugas kerja kepada lima orang karyawan, dapat dilihat seberapa minimalkah biaya produksi untuk menyelesaikan satu set kursi, sehingga kinerja dari karyawan dapat menguntungkan bagi perusahaan. Dengan menggunakan metode penugasan (assignment method), khususnya metode Hungarian, diharapkan penempatan karyawan bisa sesuai dengan semua spesifikasinya.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana penempatan karyawan yang dilakukan oleh Perusahaan Rizquna Furniture, dengan penempatan tenaga kerja yang memiliki tingkat biaya produksi yang minimum yang diperoleh dari setiap karyawannya agar diperoleh biaya yang minimal.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh beberapa manfaat, yaitu :
1. Menjadikan bahan referensi pelengkap bagi perusahaan yang menginginkan turunnya tingkat biaya produksi pada tahun 2005.
2. Sebagai referensi penunjang mahasiswa dalam rangka menyusun karya tulis ilmiah.
3. Sebagai bahan bacaan yang dapat memperluas pengetahuan mahasiswa.
Tugas Proposisi
Nama : Dwi Sukowati
Kelas : 3EA12
NPM : 10207366
Nama Dosen : Budi Santoso
Fakultas : Ekonomi
Proposisi adalah suatu penuturan (assertion) yang utuh. Proposisi juga dapat didefinisikan ungkapan keputusan dalam kata-kata, atau juga manifestasi luaran dari sebuah keputusan.
Secara sujektif, keputusan berarti suatu aksi pikiran yang dengan itu kita membenarkan atau menyangkal sesuatu. Secara objektif, keputusan berarti sesuatu yang dapat dibenarkan atau disangkal jadi, bisa benar atau salah. Apa yang dibenarkan atau disangkal dalam suatu keputusan selalulah hubungan yang terdapat antara dua konsep yang objektif. Dan hubungan tersebut dapat terwujud:
1. Hubungan indentitas atau kebedaan atau juga bisa terdapat
2. Bentuk-bentuk hubungan lainnya, misalnya hubungan dependensi (ketergantungan), dan lain-lain.
Pembedaan keputusan dan proposisi menurut dua golongan, yakni:
1. Keputusan / proposisi kategoris,dan
2. Keputusan/ proposisi hipotesis
Kelas : 3EA12
NPM : 10207366
Nama Dosen : Budi Santoso
Fakultas : Ekonomi
Proposisi adalah suatu penuturan (assertion) yang utuh. Proposisi juga dapat didefinisikan ungkapan keputusan dalam kata-kata, atau juga manifestasi luaran dari sebuah keputusan.
Secara sujektif, keputusan berarti suatu aksi pikiran yang dengan itu kita membenarkan atau menyangkal sesuatu. Secara objektif, keputusan berarti sesuatu yang dapat dibenarkan atau disangkal jadi, bisa benar atau salah. Apa yang dibenarkan atau disangkal dalam suatu keputusan selalulah hubungan yang terdapat antara dua konsep yang objektif. Dan hubungan tersebut dapat terwujud:
1. Hubungan indentitas atau kebedaan atau juga bisa terdapat
2. Bentuk-bentuk hubungan lainnya, misalnya hubungan dependensi (ketergantungan), dan lain-lain.
Pembedaan keputusan dan proposisi menurut dua golongan, yakni:
1. Keputusan / proposisi kategoris,dan
2. Keputusan/ proposisi hipotesis
Jumat, 19 Maret 2010
tugas softskill bhs.indonesia 2 (penalaran Deduktif)
1. Pengertian Penalaran Deduktif & Induktif
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. (1)
contoh penalaran induktif adalah :
kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata
Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Penalaran induktif ini mengangkat 1 kasus untuk ditarik dalam kesimpulan umumnya. contohnya kurang banyak. dan meski penalaran induktif sudah kuat dengan contoh yang banyak, kesimpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan keabsahannya. sementara lebih jauh,
Berbeda dengan penalaran induktif, penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan. contoh penalaran deduktif adalah :
- semua hewan punya mata
- anjing termasuk hewan
:. anjing punya mata
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
komputer adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
televisi adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Korelasi Penalaran Deduktif dan Induktif
kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
2. PENGERTIAN SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau : binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu.
Dalam hal seperti ini kita perlu mnenentukan: 1) kesimpulan apa yang disampaikan; 2) mencari dasar-dasar atau alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya; dan 3) menyusun ulang silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan hukum silogisme.
Berdasarkan hal tersebut tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja kebenaran / opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang kita terima.
3. Tulisan Bebas
PEDOMAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Secara lengkap ketentuan penulisan dengan ejaan yang disempurnakan dapat dipelajari dalam buku ‘Pedoman Umum EYD’. Yang dikemukakan dalam handout ini sangat terbatas karena hanya berdasarkan kesalahan umum yang sering dilakukan para siswa.
1. Penulisan kalimat langsung :
• Sebelum berangkat bapak berpesan, “Jaga rumah baik-baik, Bu!”
• “Tujuan saya membuat penelitian ini,” katanya menjelaskan, “adalah untuk melengkapi skripsi saya.”
• “Saya kurang sependapat dengan Anda,” katanya. “Barangkali sebaiknya kita minta pendapat orang ketiga.”
• “Ketika pintu kubuka, kudengar adik berseru, ‘Mama, kakak pulang!’, dan letihku pun lenyap seketika,” ujar Rudy.
• “Kalian dengar suara ‘plung’ tadi?” tanya Pak Sofyan.
• “Dengar, Pak!” jawab kami serempak.
2. Penulisan tentang sesuatu yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya :
• Meskipun Rina beragama Kristen, ia membaca juga kitab Weda.
• Bimbinglah hamba-Mu ini, ya Tuhan Yang Mahakuasa, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
• Kita hanya bisa mengharapkan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Pengasih.
• Masalah-masalah kekristenan dibahas secara mendalam dalam seminar itu.
3. Penulisan gelar kehormatan :
• Tidak seorang pun melupakan jasa-jasa Raden Ajeng Kartini.
• Walaupun bergelar raden ajeng, ia tak pernah menyombongkan diri.
• Pemimpin yang dihormati di Yogyakarta adalah Sultan Hamengku Buwono.
• Negara kita dipimpin oleh seorang presiden.
• Hasanuddin, sultan Makasar, digelari Ayam Jantan dari Timur.
• Brigardir Jenderal Waluyo baru saja dilantik menjadi mayor jenderal.
4. Penulisan nama bangsa, suku, bahasa, nama hari, bulan, tahun, dan peristiwa sejarah :
• Bencana alam yang terjadi di Aceh merupakan peringatan dari Tuhan kepada bangsa Indonesia.
• Ada banyak suku di Indonesia, misalnya suku Sunda, suku Dayak, maupun suku Jawa.
• Di sekolah ini pelajaran bahasa Inggris sangat diutamakan.
• Pada tahun 1997 yang lalu, hari Idul Fitri dan hari Natal sama-sama jatuh di bulan Desember.
• Sejarah kekristenan pernah ternoda oleh peristiwa Perang Salib.
5. Penulisan nama khas dalam geografi :
• Di Indonesia terdapat banyak danau, salah satu yang terkenal adalah Danau Toba.
• Jangan lengah jika kamu berada di jalan yang ramai itu karena kabarnya Jalan Diponegoro sering ‘makan’ korban.
• Saat ini sungai-sungai di Kota Jakarta sudah tercemar, lebih-lebih Sungai Ciliwung.
6. Penulisan nama lembaga, dokumen resmi, dan judul buku :
• Semua undang-undang untuk mengatur negara ini merupakan penjabaran dari Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
• Kabarnya keberadaan Departemen Penerangan akan ditiadakan.
• Ia salah seorang kandidat pemimpin sebuah departemen pemerintahan di republik ini.
• Siapa pernah membaca buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”?
• Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan
7. Perbedaan penulisan antara kata depan dengan awalan di dan ke , serta partikel pun :
• Letakkan barang ini di atas meja yang tinggi agar tidak dipegang-pegang oleh adikmu!
• Diatas hal-hal yang berkaitan dengan materi, kita harus juga mengutamakan sesuatu yang bersifat rohani.
• Ia pergi ke gereja untuk mencari kedamaian hati.
• Siapa nama gadis yang duduk di sampingmu itu?
• Disamping sebagai guru, ia dikenal juga sebagai artis.
• Tidak seorang pun di tempat ini mampu melakukan hal itu.
• Walaupun hujan, acara tetap berlangsung.
• Sekalipun badannya besar, tetapi nyalinya kecil.
• Sekali pun aku tak pernah pergi bersamanya.
8. Penulisan kata gabung:
• Bus antarkota itu setiap hari sarat penumpang.
• Ayahnya seorang purnawirawan ABRI.
• Setiap kata yang dianggap penting perlu digarisbawahi.
• Kita harus menjadi remaja bertanggung jawab.
• Pertanggungjawaban yang dibacakan presiden kurang memuaskan rakyat.
• Semoga Yang Mahaesa mengabulkan doa Anda.
9. Penulisan kata bilangan :
• Peristiwa mengenaskan itu terjadi sekitar tahun 60-an.
• Uang lima ribuan kabarnya akan ditarik dari peredaran.
• Saat ini Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono X.
• Saya anak ke-2 dari tiga bersaudara.
• Pada abad kedua puluh inilah puncak kemerosotan moral.
• Lima puluh peserta akan meramaikan acara itu.
• Acara itu akan diramaikan oleh 50 peserta.
10. Penulisan kalimat dengan tanda baca koma, titik koma, dan titik dua :
• Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
• Satu, dua, tiga, …mulai!
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan, yaitu Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan : Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
• Malam makin larut, tetapi anakku belum juga pulang.
• Malam makin larut; anakku belum juga pulang.
11. Penulisan kata yang memerlukan tanda hubung (-) :
- … telah dikenal sebagai alat pertahan-
an yang canggih.
- … telah dikenal sebagai alat perta-
hanan yang canggih.
- … telah dikenal sebagai alat per-
tahanan yang canggih.
• Pipinya yang kemerah-merahan itu sangat menggemaskan.
• Para gubernur se-Indonesia berkumpul di tempat itu mengadakan pertemuan.
• KTP-nya hilang dua hari yang lalu.
12. Penulisan kalimat yang memerlukan tanda elipsis (…)
• Kalau begitu … baiklah saya maafkan kamu.
• Saya sudah mengerti bahwa….
13. Penulisan kalimat dengan arti khusus atau bermakna konotasi :
• Analisisnya terhadap puisi “Doa” karya Chairil Anwar benar-benar ‘mendalam’.
• Jangan sampai kita ‘tercerabut’ dari akar budaya sendiri.
KOMITMEN ERICSSON DALAM MEMBERDAYAKAN SDM LOKAL
Dunia telekomunikasi indonesia semakin dinamis dan menggairahkan, karena kemajuan teknologi khususnya telekomunikasi dan human resource atau sumber daya manusianya terus berkembang pesat. Hal ini nampak dari peresmian Lab Uji Telekomunikasi pada tanggal 13 Oktober 2009 oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Bapak Prof. Dr. Ir. Mohammad NUH, DEA, di kantor Ericsson Indonesia di Jakarta.
Lab Uji Telekomunikasi yang dibangun untuk berbagai kegiatan uji coba bagi layanan telekomunikasi ini menunjukkan komitmen yang terus bertambah dari Ericsson untuk Indonesia. Dilengkapi dengan peralatan jaringan selular seperti layaknya jaringan di operator, Lab Uji Telkomunikasi ini diperuntukkan sebagai sarana utama dalam penyelenggaraan Research and Development, demo, uji coba (trials) untuk perangkat keras, lunak, maupun piranti telekomunikasi lain.
Selain itu, fasilitas Lab Uji Telkomunikasi ini juga dapat dipergunakan untuk lebih jauh lagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Sebagai bagian dari rangkaian “Center of Excellence” di Ericsson Indonesia, Lab Uji Telekomunikasi ini akan mendukung penuh target Ericsson untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keahlian bagi pendukung operasi Ericsson di Asia Tenggara dalam hal Mobile Softswitch (MSS), Charging Systems, dan Mobile Packet Backbone Network.
Arun Bansal, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, mengatakan,” Pendirian fasilitas ini ditujukan untuk menyediakan dan menjawab kebutuhan para operator untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya dan, di saat yang sama Ericsson ingin menekankan lagi komitmennya dalam membangun kompetensi lokal yang mengangkat para tenaga ahli telekomunikasi Indonesia menjadi lebih kompetitif.”
Pada kesempatan yang sama dengan acara peresmiaan Lab Uji Telekomunikasi ini, akan dilakukan acara penandatanganan nota kesepahaman antara Ericsson dengan 4 universitas terkemuka di Indonesia, Universitas Indonesia (UI), Sekolah Teknik Elektro and Informatika - Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam penghibahan peralatan telekomunikasi sebagai pengejewantahan komitmen Ericsson dalam memberdayakan SDM lokal melalui sarana akademis.
ASURANSI: WIN-WIN SOLUTION DALAM KRISIS
Oleh : M Rosyid Jazuli
Krisis ekonomi yang baru-baru ini terjadi memang berdampak besar bagai pergerakan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Tentu ini berdampak pada lesunya perekonomian negara ini. Akan tetapi, di tengah surutnya aktivitas ekonomi, industri asuransi justru menggeliat di tengah krisis.
Faktanya, akibat krisis banyak perusahaan yang mengalami kerugian. Indikatornya mudah, IHSG sempat turun mencapai hampir 50%. Yang terkena dampak bukan hanya perusahaan, tetapi pekerja—yang pastinya—terancam PHK. Lalu, masalah kembali mncul ketika nasabah ataupun rekanan mempertanyakan nasib harta ataupun investasi yang ditanamkan.
Asuransi Jadi Solusi
Secara konservatif, dapat disimpulkan bahwa adanya jaminan atas kerugian (kegagalan) sangat diperlukan. Agaknya, salah satu bentuk jaminan yang bisa diupayakan adalah asuransi.
Selama ini asuransi memang belum populer di kalangan masyarakat luas. Ini terlihat dari jumlah kontribusi industri asuransi yang baru mencapai 1,8 persen (2007). Kontribusi yang kecil ini disebabkan kesadaran masyarakat, baik individu maupun korporasi, akan pentingnya asuransi masih kurang. Padahal, berbeda dengan lembaga keuangan lain yang melulu hanya mendapat petaka jika terjadi krisis, industri asuransi justru bisa memperoleh ”berkah” dari krisis. Ini karena bisnis asuransi adalah bisnis risiko dan proteksi (Kompas.com, 22/10/08).
Di tengah ketidakpastian akibat krisis seperti ini, orang mulai mengerti mengapa asuransi sangat diperlukan dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Kesadaran akan pentingnya berasuransi pun meningkat.
Perekonomian Terjamin
Evelina Pietruschka, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, yang diwawacarai Kompas (16/06/09), menyatakan bahwa krisis apa saja, mulai dari sosial, ekonomi, sampai perubahan iklim, selalu menjadi momentum industri asuransi untuk tumbuh dan berperan lebih besar dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat.
Dengan asuransi, individu akan mendapat manfaat sebagai proteksi pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Sementara, bagi korporasi, setidaknya ada dua manfaat besar, yakni bagi usaha korporasi dan lingkungan kerja karyawan.
Bagi perusahan, keberlangsungan pengerjaan proyek-proyek akan terjamin. Sementara, bagi karyawan, tentu keberadaan asuransi akan menjaga lingkungan kerja tetap kondusif. Asuransi akan mengingkatkan produktivitas karena turunnya jumlah hari kerja yang hilang. Selain itu, asuransi juga meningikatkan efisensi dan kualitas kerja, menurunkan biaya-biaya kesehatan dan asuransi, meningkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan, dan, terakhir, rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.
Terkait pembayaran klaim, memang perusahaan asuransi mau tidak mau harus menggelontorkan dana yang cukup banyak (selama tahun 2008, asuransi umum telah membayar klaim Rp 8,05 triliun. Jumlah ini tentu setara dengan pembangunan proyek-proyek infrastruktur, seperti pelabuhan, jalan tol, dan pembangkit listrik). Akan tetapi, pembayaran klaim akan meningkatkan optimisme pasar pada keberadaan industri asuransi. Tentu ini sinyal positif bagi perkembangan industri tersebut. Hal ini juga akan meningkatkan kesadaran, baik korporasi dan individu, bahwa berasuransi adalah penting dalam menghadapi kesusahan.
Bagi perusahaan asuransi inilah momentum mengalirnya pundi-pundi laba dari premi yang masuk. Ini menegaskan bahwa keberadaan perusahaan asuransi menyajikan win-win solution bagi perekonomian negara. Di satu sisi perekonomian terjamin keberlangsungannya (dengan pembayaran klaim atas kerugian), di sisi lain perusahaan asuransi juga tidak dirugikan.
Optimalisasi Peran
Menurut Mira Sih’hati, Ketua Umum Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia, sedikitnya ada tiga hal yang bisa mendorong optimalisasi peran industri asuransi (Kompas.com, 22/10/08). Pertama, political will pemerintah dengan menciptakan iklim yang kondusif dan menggairahkan bagi masyarakat untuk mau menempatkan dananya melalui premi asuransi dalam berbagai program asuransi.
Kedua, partisipasi masyarakat, terutama masyarakat akademis. Selama ini kesadaran asuransi masyarakat sangat rendah karena ketidaktahuan mengingat industri asuransi tidak diperkenalkan di bangku sekolah. Ketiga, inovasi dan profesionalisme para pelaku industri asuransi sendiri, baik layanan, produk maupun SDM-nya.
Akhirnya, sudah seharusnya industri asuransi punya tempat terhormat di kancah perekonomian Indonesia. Perannya, terutama sebagai penjamin kerugian, sangat membantu menjaga kestabilan ekonomi. Selain itu, kesadaran akan besarnya peran asuransi harus dipahami oleh semua pihak. Mari berasuransi!
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. (1)
contoh penalaran induktif adalah :
kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata
Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Penalaran induktif ini mengangkat 1 kasus untuk ditarik dalam kesimpulan umumnya. contohnya kurang banyak. dan meski penalaran induktif sudah kuat dengan contoh yang banyak, kesimpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan keabsahannya. sementara lebih jauh,
Berbeda dengan penalaran induktif, penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan. contoh penalaran deduktif adalah :
- semua hewan punya mata
- anjing termasuk hewan
:. anjing punya mata
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
komputer adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
televisi adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Korelasi Penalaran Deduktif dan Induktif
kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
2. PENGERTIAN SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau : binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu.
Dalam hal seperti ini kita perlu mnenentukan: 1) kesimpulan apa yang disampaikan; 2) mencari dasar-dasar atau alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya; dan 3) menyusun ulang silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan hukum silogisme.
Berdasarkan hal tersebut tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja kebenaran / opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang kita terima.
3. Tulisan Bebas
PEDOMAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Secara lengkap ketentuan penulisan dengan ejaan yang disempurnakan dapat dipelajari dalam buku ‘Pedoman Umum EYD’. Yang dikemukakan dalam handout ini sangat terbatas karena hanya berdasarkan kesalahan umum yang sering dilakukan para siswa.
1. Penulisan kalimat langsung :
• Sebelum berangkat bapak berpesan, “Jaga rumah baik-baik, Bu!”
• “Tujuan saya membuat penelitian ini,” katanya menjelaskan, “adalah untuk melengkapi skripsi saya.”
• “Saya kurang sependapat dengan Anda,” katanya. “Barangkali sebaiknya kita minta pendapat orang ketiga.”
• “Ketika pintu kubuka, kudengar adik berseru, ‘Mama, kakak pulang!’, dan letihku pun lenyap seketika,” ujar Rudy.
• “Kalian dengar suara ‘plung’ tadi?” tanya Pak Sofyan.
• “Dengar, Pak!” jawab kami serempak.
2. Penulisan tentang sesuatu yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya :
• Meskipun Rina beragama Kristen, ia membaca juga kitab Weda.
• Bimbinglah hamba-Mu ini, ya Tuhan Yang Mahakuasa, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
• Kita hanya bisa mengharapkan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Pengasih.
• Masalah-masalah kekristenan dibahas secara mendalam dalam seminar itu.
3. Penulisan gelar kehormatan :
• Tidak seorang pun melupakan jasa-jasa Raden Ajeng Kartini.
• Walaupun bergelar raden ajeng, ia tak pernah menyombongkan diri.
• Pemimpin yang dihormati di Yogyakarta adalah Sultan Hamengku Buwono.
• Negara kita dipimpin oleh seorang presiden.
• Hasanuddin, sultan Makasar, digelari Ayam Jantan dari Timur.
• Brigardir Jenderal Waluyo baru saja dilantik menjadi mayor jenderal.
4. Penulisan nama bangsa, suku, bahasa, nama hari, bulan, tahun, dan peristiwa sejarah :
• Bencana alam yang terjadi di Aceh merupakan peringatan dari Tuhan kepada bangsa Indonesia.
• Ada banyak suku di Indonesia, misalnya suku Sunda, suku Dayak, maupun suku Jawa.
• Di sekolah ini pelajaran bahasa Inggris sangat diutamakan.
• Pada tahun 1997 yang lalu, hari Idul Fitri dan hari Natal sama-sama jatuh di bulan Desember.
• Sejarah kekristenan pernah ternoda oleh peristiwa Perang Salib.
5. Penulisan nama khas dalam geografi :
• Di Indonesia terdapat banyak danau, salah satu yang terkenal adalah Danau Toba.
• Jangan lengah jika kamu berada di jalan yang ramai itu karena kabarnya Jalan Diponegoro sering ‘makan’ korban.
• Saat ini sungai-sungai di Kota Jakarta sudah tercemar, lebih-lebih Sungai Ciliwung.
6. Penulisan nama lembaga, dokumen resmi, dan judul buku :
• Semua undang-undang untuk mengatur negara ini merupakan penjabaran dari Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
• Kabarnya keberadaan Departemen Penerangan akan ditiadakan.
• Ia salah seorang kandidat pemimpin sebuah departemen pemerintahan di republik ini.
• Siapa pernah membaca buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”?
• Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan
7. Perbedaan penulisan antara kata depan dengan awalan di dan ke , serta partikel pun :
• Letakkan barang ini di atas meja yang tinggi agar tidak dipegang-pegang oleh adikmu!
• Diatas hal-hal yang berkaitan dengan materi, kita harus juga mengutamakan sesuatu yang bersifat rohani.
• Ia pergi ke gereja untuk mencari kedamaian hati.
• Siapa nama gadis yang duduk di sampingmu itu?
• Disamping sebagai guru, ia dikenal juga sebagai artis.
• Tidak seorang pun di tempat ini mampu melakukan hal itu.
• Walaupun hujan, acara tetap berlangsung.
• Sekalipun badannya besar, tetapi nyalinya kecil.
• Sekali pun aku tak pernah pergi bersamanya.
8. Penulisan kata gabung:
• Bus antarkota itu setiap hari sarat penumpang.
• Ayahnya seorang purnawirawan ABRI.
• Setiap kata yang dianggap penting perlu digarisbawahi.
• Kita harus menjadi remaja bertanggung jawab.
• Pertanggungjawaban yang dibacakan presiden kurang memuaskan rakyat.
• Semoga Yang Mahaesa mengabulkan doa Anda.
9. Penulisan kata bilangan :
• Peristiwa mengenaskan itu terjadi sekitar tahun 60-an.
• Uang lima ribuan kabarnya akan ditarik dari peredaran.
• Saat ini Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono X.
• Saya anak ke-2 dari tiga bersaudara.
• Pada abad kedua puluh inilah puncak kemerosotan moral.
• Lima puluh peserta akan meramaikan acara itu.
• Acara itu akan diramaikan oleh 50 peserta.
10. Penulisan kalimat dengan tanda baca koma, titik koma, dan titik dua :
• Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
• Satu, dua, tiga, …mulai!
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan, yaitu Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan : Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
• Malam makin larut, tetapi anakku belum juga pulang.
• Malam makin larut; anakku belum juga pulang.
11. Penulisan kata yang memerlukan tanda hubung (-) :
- … telah dikenal sebagai alat pertahan-
an yang canggih.
- … telah dikenal sebagai alat perta-
hanan yang canggih.
- … telah dikenal sebagai alat per-
tahanan yang canggih.
• Pipinya yang kemerah-merahan itu sangat menggemaskan.
• Para gubernur se-Indonesia berkumpul di tempat itu mengadakan pertemuan.
• KTP-nya hilang dua hari yang lalu.
12. Penulisan kalimat yang memerlukan tanda elipsis (…)
• Kalau begitu … baiklah saya maafkan kamu.
• Saya sudah mengerti bahwa….
13. Penulisan kalimat dengan arti khusus atau bermakna konotasi :
• Analisisnya terhadap puisi “Doa” karya Chairil Anwar benar-benar ‘mendalam’.
• Jangan sampai kita ‘tercerabut’ dari akar budaya sendiri.
KOMITMEN ERICSSON DALAM MEMBERDAYAKAN SDM LOKAL
Dunia telekomunikasi indonesia semakin dinamis dan menggairahkan, karena kemajuan teknologi khususnya telekomunikasi dan human resource atau sumber daya manusianya terus berkembang pesat. Hal ini nampak dari peresmian Lab Uji Telekomunikasi pada tanggal 13 Oktober 2009 oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Bapak Prof. Dr. Ir. Mohammad NUH, DEA, di kantor Ericsson Indonesia di Jakarta.
Lab Uji Telekomunikasi yang dibangun untuk berbagai kegiatan uji coba bagi layanan telekomunikasi ini menunjukkan komitmen yang terus bertambah dari Ericsson untuk Indonesia. Dilengkapi dengan peralatan jaringan selular seperti layaknya jaringan di operator, Lab Uji Telkomunikasi ini diperuntukkan sebagai sarana utama dalam penyelenggaraan Research and Development, demo, uji coba (trials) untuk perangkat keras, lunak, maupun piranti telekomunikasi lain.
Selain itu, fasilitas Lab Uji Telkomunikasi ini juga dapat dipergunakan untuk lebih jauh lagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Sebagai bagian dari rangkaian “Center of Excellence” di Ericsson Indonesia, Lab Uji Telekomunikasi ini akan mendukung penuh target Ericsson untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keahlian bagi pendukung operasi Ericsson di Asia Tenggara dalam hal Mobile Softswitch (MSS), Charging Systems, dan Mobile Packet Backbone Network.
Arun Bansal, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, mengatakan,” Pendirian fasilitas ini ditujukan untuk menyediakan dan menjawab kebutuhan para operator untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya dan, di saat yang sama Ericsson ingin menekankan lagi komitmennya dalam membangun kompetensi lokal yang mengangkat para tenaga ahli telekomunikasi Indonesia menjadi lebih kompetitif.”
Pada kesempatan yang sama dengan acara peresmiaan Lab Uji Telekomunikasi ini, akan dilakukan acara penandatanganan nota kesepahaman antara Ericsson dengan 4 universitas terkemuka di Indonesia, Universitas Indonesia (UI), Sekolah Teknik Elektro and Informatika - Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam penghibahan peralatan telekomunikasi sebagai pengejewantahan komitmen Ericsson dalam memberdayakan SDM lokal melalui sarana akademis.
ASURANSI: WIN-WIN SOLUTION DALAM KRISIS
Oleh : M Rosyid Jazuli
Krisis ekonomi yang baru-baru ini terjadi memang berdampak besar bagai pergerakan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Tentu ini berdampak pada lesunya perekonomian negara ini. Akan tetapi, di tengah surutnya aktivitas ekonomi, industri asuransi justru menggeliat di tengah krisis.
Faktanya, akibat krisis banyak perusahaan yang mengalami kerugian. Indikatornya mudah, IHSG sempat turun mencapai hampir 50%. Yang terkena dampak bukan hanya perusahaan, tetapi pekerja—yang pastinya—terancam PHK. Lalu, masalah kembali mncul ketika nasabah ataupun rekanan mempertanyakan nasib harta ataupun investasi yang ditanamkan.
Asuransi Jadi Solusi
Secara konservatif, dapat disimpulkan bahwa adanya jaminan atas kerugian (kegagalan) sangat diperlukan. Agaknya, salah satu bentuk jaminan yang bisa diupayakan adalah asuransi.
Selama ini asuransi memang belum populer di kalangan masyarakat luas. Ini terlihat dari jumlah kontribusi industri asuransi yang baru mencapai 1,8 persen (2007). Kontribusi yang kecil ini disebabkan kesadaran masyarakat, baik individu maupun korporasi, akan pentingnya asuransi masih kurang. Padahal, berbeda dengan lembaga keuangan lain yang melulu hanya mendapat petaka jika terjadi krisis, industri asuransi justru bisa memperoleh ”berkah” dari krisis. Ini karena bisnis asuransi adalah bisnis risiko dan proteksi (Kompas.com, 22/10/08).
Di tengah ketidakpastian akibat krisis seperti ini, orang mulai mengerti mengapa asuransi sangat diperlukan dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Kesadaran akan pentingnya berasuransi pun meningkat.
Perekonomian Terjamin
Evelina Pietruschka, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, yang diwawacarai Kompas (16/06/09), menyatakan bahwa krisis apa saja, mulai dari sosial, ekonomi, sampai perubahan iklim, selalu menjadi momentum industri asuransi untuk tumbuh dan berperan lebih besar dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat.
Dengan asuransi, individu akan mendapat manfaat sebagai proteksi pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Sementara, bagi korporasi, setidaknya ada dua manfaat besar, yakni bagi usaha korporasi dan lingkungan kerja karyawan.
Bagi perusahan, keberlangsungan pengerjaan proyek-proyek akan terjamin. Sementara, bagi karyawan, tentu keberadaan asuransi akan menjaga lingkungan kerja tetap kondusif. Asuransi akan mengingkatkan produktivitas karena turunnya jumlah hari kerja yang hilang. Selain itu, asuransi juga meningikatkan efisensi dan kualitas kerja, menurunkan biaya-biaya kesehatan dan asuransi, meningkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan, dan, terakhir, rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.
Terkait pembayaran klaim, memang perusahaan asuransi mau tidak mau harus menggelontorkan dana yang cukup banyak (selama tahun 2008, asuransi umum telah membayar klaim Rp 8,05 triliun. Jumlah ini tentu setara dengan pembangunan proyek-proyek infrastruktur, seperti pelabuhan, jalan tol, dan pembangkit listrik). Akan tetapi, pembayaran klaim akan meningkatkan optimisme pasar pada keberadaan industri asuransi. Tentu ini sinyal positif bagi perkembangan industri tersebut. Hal ini juga akan meningkatkan kesadaran, baik korporasi dan individu, bahwa berasuransi adalah penting dalam menghadapi kesusahan.
Bagi perusahaan asuransi inilah momentum mengalirnya pundi-pundi laba dari premi yang masuk. Ini menegaskan bahwa keberadaan perusahaan asuransi menyajikan win-win solution bagi perekonomian negara. Di satu sisi perekonomian terjamin keberlangsungannya (dengan pembayaran klaim atas kerugian), di sisi lain perusahaan asuransi juga tidak dirugikan.
Optimalisasi Peran
Menurut Mira Sih’hati, Ketua Umum Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia, sedikitnya ada tiga hal yang bisa mendorong optimalisasi peran industri asuransi (Kompas.com, 22/10/08). Pertama, political will pemerintah dengan menciptakan iklim yang kondusif dan menggairahkan bagi masyarakat untuk mau menempatkan dananya melalui premi asuransi dalam berbagai program asuransi.
Kedua, partisipasi masyarakat, terutama masyarakat akademis. Selama ini kesadaran asuransi masyarakat sangat rendah karena ketidaktahuan mengingat industri asuransi tidak diperkenalkan di bangku sekolah. Ketiga, inovasi dan profesionalisme para pelaku industri asuransi sendiri, baik layanan, produk maupun SDM-nya.
Akhirnya, sudah seharusnya industri asuransi punya tempat terhormat di kancah perekonomian Indonesia. Perannya, terutama sebagai penjamin kerugian, sangat membantu menjaga kestabilan ekonomi. Selain itu, kesadaran akan besarnya peran asuransi harus dipahami oleh semua pihak. Mari berasuransi!
tugas softskill b.indonesia 2 (contoh kalimat)
1. Contoh Kalimat
Soal D: - Tidak seekor ular pun elang.
- Semua ular bersisik.
* Jadi tidak seekor elang pun bersisik.
Soal E : - Semua mahasiswa Gunadarma haruslah belajar.
- Rizky Wibowo adalah mahasiswa.
* Jadi Rizky Wibowo haruslah belajar.
Soal F : - Sebagian orang sukses pengusaha.
- Sebagian pelajar adalah calon orang sukses.
* Jadi sebagian pelajar adalah calon pengusaha.
Soal G : - Semua produk Mercedes-Benz adalah otomotif.
- Bus adalah bagian dari otomotif.
* Jadi bus adalah produk Mercedes-Benz.
Soal H : - Beberapa hewan adalah buas.
- Tidak seorang manusia pun adalah hewan.
* Jadi tidak seorang mansia pun buas.
2. Contoh surat lamaran pekerjaan
Bekasi, 11 Maret 2010
Hal : Lamaran Pekerjaan
Kepada Yth.,
Manajer Personalia
PT. Blentang-Blentong
Jl. Raya Bumi Sentoda No. 5
Bekasi
Dengan hormat,
Bpk. Bambang Satrio, seorang asisten editor di PT., Blentang-Blentong menginformasikan kepada saya tentang rencana pengembangan Departemen Finansial PT. Blentang-Blentong.
Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya mengajukan diri (melamar kerja) untuk bergabung dalam rencana pengembangan PT. Blentang-Blentong.
Mengenai diri saya, dapat saya jelaskan sebagai berikut :
Nama
Tempat & tgl. lahir
Pendidikan Akhir
Alamat
Telepon, HP, e-mail
Status Perkawinan : Dwi Sukowati
: Jakarta, 21 September 1100
: Sarjana Ekonomi Universitas Gunadarma - Jakarta
: Perum Bojong Depok Baru 1, Blok ZT No.3, Cibinong 16913
: 021 - 87903802, HP = 0817 9854 203, e-mail = dwisukowati89@yahoo.com
: Lajang
Saat ini saya bekerja di PT. Flamboyan Bumi Singo, sebagai staf akuntasi dan perpajakan, dengan fokus utama pekerjaan di bidang finance dan perpajakan.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1. Daftar Riwayat Hidup.
2. Foto copy ijazah S-1.
3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
4. Pas foto terbaru.
Besar harapan saya untuk diberi kesempatan wawancara, dan dapat menjelaskan lebih mendalam mengenai diri saya. Seperti yang tersirat di resume (riwayat hidup), saya mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman potensi dan seorang pekerja keras.
Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Bapak.
Hormat saya,
Dwi Sukowati
Nama : Dwi Sukowati
NPM : 10207366
Kelas : 3EA12
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2
Dosen : Budi Santoso.SS
Soal D: - Tidak seekor ular pun elang.
- Semua ular bersisik.
* Jadi tidak seekor elang pun bersisik.
Soal E : - Semua mahasiswa Gunadarma haruslah belajar.
- Rizky Wibowo adalah mahasiswa.
* Jadi Rizky Wibowo haruslah belajar.
Soal F : - Sebagian orang sukses pengusaha.
- Sebagian pelajar adalah calon orang sukses.
* Jadi sebagian pelajar adalah calon pengusaha.
Soal G : - Semua produk Mercedes-Benz adalah otomotif.
- Bus adalah bagian dari otomotif.
* Jadi bus adalah produk Mercedes-Benz.
Soal H : - Beberapa hewan adalah buas.
- Tidak seorang manusia pun adalah hewan.
* Jadi tidak seorang mansia pun buas.
2. Contoh surat lamaran pekerjaan
Bekasi, 11 Maret 2010
Hal : Lamaran Pekerjaan
Kepada Yth.,
Manajer Personalia
PT. Blentang-Blentong
Jl. Raya Bumi Sentoda No. 5
Bekasi
Dengan hormat,
Bpk. Bambang Satrio, seorang asisten editor di PT., Blentang-Blentong menginformasikan kepada saya tentang rencana pengembangan Departemen Finansial PT. Blentang-Blentong.
Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya mengajukan diri (melamar kerja) untuk bergabung dalam rencana pengembangan PT. Blentang-Blentong.
Mengenai diri saya, dapat saya jelaskan sebagai berikut :
Nama
Tempat & tgl. lahir
Pendidikan Akhir
Alamat
Telepon, HP, e-mail
Status Perkawinan : Dwi Sukowati
: Jakarta, 21 September 1100
: Sarjana Ekonomi Universitas Gunadarma - Jakarta
: Perum Bojong Depok Baru 1, Blok ZT No.3, Cibinong 16913
: 021 - 87903802, HP = 0817 9854 203, e-mail = dwisukowati89@yahoo.com
: Lajang
Saat ini saya bekerja di PT. Flamboyan Bumi Singo, sebagai staf akuntasi dan perpajakan, dengan fokus utama pekerjaan di bidang finance dan perpajakan.
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1. Daftar Riwayat Hidup.
2. Foto copy ijazah S-1.
3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
4. Pas foto terbaru.
Besar harapan saya untuk diberi kesempatan wawancara, dan dapat menjelaskan lebih mendalam mengenai diri saya. Seperti yang tersirat di resume (riwayat hidup), saya mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman potensi dan seorang pekerja keras.
Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Bapak.
Hormat saya,
Dwi Sukowati
Nama : Dwi Sukowati
NPM : 10207366
Kelas : 3EA12
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2
Dosen : Budi Santoso.SS
Rabu, 03 Maret 2010
tugas 3
PEDOMAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Secara lengkap ketentuan penulisan dengan ejaan yang disempurnakan dapat dipelajari dalam buku ‘Pedoman Umum EYD’. Yang dikemukakan dalam handout ini sangat terbatas karena hanya berdasarkan kesalahan umum yang sering dilakukan para siswa.
1. Penulisan kalimat langsung :
• Sebelum berangkat bapak berpesan, “Jaga rumah baik-baik, Bu!”
• “Tujuan saya membuat penelitian ini,” katanya menjelaskan, “adalah untuk melengkapi skripsi saya.”
• “Saya kurang sependapat dengan Anda,” katanya. “Barangkali sebaiknya kita minta pendapat orang ketiga.”
• “Ketika pintu kubuka, kudengar adik berseru, ‘Mama, kakak pulang!’, dan letihku pun lenyap seketika,” ujar Rudy.
• “Kalian dengar suara ‘plung’ tadi?” tanya Pak Sofyan.
• “Dengar, Pak!” jawab kami serempak.
2. Penulisan tentang sesuatu yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya :
• Meskipun Rina beragama Kristen, ia membaca juga kitab Weda.
• Bimbinglah hamba-Mu ini, ya Tuhan Yang Mahakuasa, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
• Kita hanya bisa mengharapkan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Pengasih.
• Masalah-masalah kekristenan dibahas secara mendalam dalam seminar itu.
3. Penulisan gelar kehormatan :
• Tidak seorang pun melupakan jasa-jasa Raden Ajeng Kartini.
• Walaupun bergelar raden ajeng, ia tak pernah menyombongkan diri.
• Pemimpin yang dihormati di Yogyakarta adalah Sultan Hamengku Buwono.
• Negara kita dipimpin oleh seorang presiden.
• Hasanuddin, sultan Makasar, digelari Ayam Jantan dari Timur.
• Brigardir Jenderal Waluyo baru saja dilantik menjadi mayor jenderal.
4. Penulisan nama bangsa, suku, bahasa, nama hari, bulan, tahun, dan peristiwa sejarah :
• Bencana alam yang terjadi di Aceh merupakan peringatan dari Tuhan kepada bangsa Indonesia.
• Ada banyak suku di Indonesia, misalnya suku Sunda, suku Dayak, maupun suku Jawa.
• Di sekolah ini pelajaran bahasa Inggris sangat diutamakan.
• Pada tahun 1997 yang lalu, hari Idul Fitri dan hari Natal sama-sama jatuh di bulan Desember.
• Sejarah kekristenan pernah ternoda oleh peristiwa Perang Salib.
5. Penulisan nama khas dalam geografi :
• Di Indonesia terdapat banyak danau, salah satu yang terkenal adalah Danau Toba.
• Jangan lengah jika kamu berada di jalan yang ramai itu karena kabarnya Jalan Diponegoro sering ‘makan’ korban.
• Saat ini sungai-sungai di Kota Jakarta sudah tercemar, lebih-lebih Sungai Ciliwung.
6. Penulisan nama lembaga, dokumen resmi, dan judul buku :
• Semua undang-undang untuk mengatur negara ini merupakan penjabaran dari Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
• Kabarnya keberadaan Departemen Penerangan akan ditiadakan.
• Ia salah seorang kandidat pemimpin sebuah departemen pemerintahan di republik ini.
• Siapa pernah membaca buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”?
• Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan
7. Perbedaan penulisan antara kata depan dengan awalan di dan ke , serta partikel pun :
• Letakkan barang ini di atas meja yang tinggi agar tidak dipegang-pegang oleh adikmu!
• Diatas hal-hal yang berkaitan dengan materi, kita harus juga mengutamakan sesuatu yang bersifat rohani.
• Ia pergi ke gereja untuk mencari kedamaian hati.
• Siapa nama gadis yang duduk di sampingmu itu?
• Disamping sebagai guru, ia dikenal juga sebagai artis.
• Tidak seorang pun di tempat ini mampu melakukan hal itu.
• Walaupun hujan, acara tetap berlangsung.
• Sekalipun badannya besar, tetapi nyalinya kecil.
• Sekali pun aku tak pernah pergi bersamanya.
8. Penulisan kata gabung:
• Bus antarkota itu setiap hari sarat penumpang.
• Ayahnya seorang purnawirawan ABRI.
• Setiap kata yang dianggap penting perlu digarisbawahi.
• Kita harus menjadi remaja bertanggung jawab.
• Pertanggungjawaban yang dibacakan presiden kurang memuaskan rakyat.
• Semoga Yang Mahaesa mengabulkan doa Anda.
9. Penulisan kata bilangan :
• Peristiwa mengenaskan itu terjadi sekitar tahun 60-an.
• Uang lima ribuan kabarnya akan ditarik dari peredaran.
• Saat ini Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono X.
• Saya anak ke-2 dari tiga bersaudara.
• Pada abad kedua puluh inilah puncak kemerosotan moral.
• Lima puluh peserta akan meramaikan acara itu.
• Acara itu akan diramaikan oleh 50 peserta.
10. Penulisan kalimat dengan tanda baca koma, titik koma, dan titik dua :
• Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
• Satu, dua, tiga, …mulai!
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan, yaitu Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan : Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
• Malam makin larut, tetapi anakku belum juga pulang.
• Malam makin larut; anakku belum juga pulang.
11. Penulisan kata yang memerlukan tanda hubung (-) :
- … telah dikenal sebagai alat pertahan-
an yang canggih.
- … telah dikenal sebagai alat perta-
hanan yang canggih.
- … telah dikenal sebagai alat per-
tahanan yang canggih.
• Pipinya yang kemerah-merahan itu sangat menggemaskan.
• Para gubernur se-Indonesia berkumpul di tempat itu mengadakan pertemuan.
• KTP-nya hilang dua hari yang lalu.
12. Penulisan kalimat yang memerlukan tanda elipsis (…)
• Kalau begitu … baiklah saya maafkan kamu.
• Saya sudah mengerti bahwa….
13. Penulisan kalimat dengan arti khusus atau bermakna konotasi :
• Analisisnya terhadap puisi “Doa” karya Chairil Anwar benar-benar ‘mendalam’.
• Jangan sampai kita ‘tercerabut’ dari akar budaya sendiri.
KOMITMEN ERICSSON DALAM MEMBERDAYAKAN SDM LOKAL
Dunia telekomunikasi indonesia semakin dinamis dan menggairahkan, karena kemajuan teknologi khususnya telekomunikasi dan human resource atau sumber daya manusianya terus berkembang pesat. Hal ini nampak dari peresmian Lab Uji Telekomunikasi pada tanggal 13 Oktober 2009 oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Bapak Prof. Dr. Ir. Mohammad NUH, DEA, di kantor Ericsson Indonesia di Jakarta.
Lab Uji Telekomunikasi yang dibangun untuk berbagai kegiatan uji coba bagi layanan telekomunikasi ini menunjukkan komitmen yang terus bertambah dari Ericsson untuk Indonesia. Dilengkapi dengan peralatan jaringan selular seperti layaknya jaringan di operator, Lab Uji Telkomunikasi ini diperuntukkan sebagai sarana utama dalam penyelenggaraan Research and Development, demo, uji coba (trials) untuk perangkat keras, lunak, maupun piranti telekomunikasi lain.
Selain itu, fasilitas Lab Uji Telkomunikasi ini juga dapat dipergunakan untuk lebih jauh lagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Sebagai bagian dari rangkaian “Center of Excellence” di Ericsson Indonesia, Lab Uji Telekomunikasi ini akan mendukung penuh target Ericsson untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keahlian bagi pendukung operasi Ericsson di Asia Tenggara dalam hal Mobile Softswitch (MSS), Charging Systems, dan Mobile Packet Backbone Network.
Arun Bansal, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, mengatakan,” Pendirian fasilitas ini ditujukan untuk menyediakan dan menjawab kebutuhan para operator untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya dan, di saat yang sama Ericsson ingin menekankan lagi komitmennya dalam membangun kompetensi lokal yang mengangkat para tenaga ahli telekomunikasi Indonesia menjadi lebih kompetitif.”
Pada kesempatan yang sama dengan acara peresmiaan Lab Uji Telekomunikasi ini, akan dilakukan acara penandatanganan nota kesepahaman antara Ericsson dengan 4 universitas terkemuka di Indonesia, Universitas Indonesia (UI), Sekolah Teknik Elektro and Informatika - Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam penghibahan peralatan telekomunikasi sebagai pengejewantahan komitmen Ericsson dalam memberdayakan SDM lokal melalui sarana akademis.
ASURANSI: WIN-WIN SOLUTION DALAM KRISIS
Oleh : M Rosyid Jazuli
Krisis ekonomi yang baru-baru ini terjadi memang berdampak besar bagai pergerakan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Tentu ini berdampak pada lesunya perekonomian negara ini. Akan tetapi, di tengah surutnya aktivitas ekonomi, industri asuransi justru menggeliat di tengah krisis.
Faktanya, akibat krisis banyak perusahaan yang mengalami kerugian. Indikatornya mudah, IHSG sempat turun mencapai hampir 50%. Yang terkena dampak bukan hanya perusahaan, tetapi pekerja—yang pastinya—terancam PHK. Lalu, masalah kembali mncul ketika nasabah ataupun rekanan mempertanyakan nasib harta ataupun investasi yang ditanamkan.
Asuransi Jadi Solusi
Secara konservatif, dapat disimpulkan bahwa adanya jaminan atas kerugian (kegagalan) sangat diperlukan. Agaknya, salah satu bentuk jaminan yang bisa diupayakan adalah asuransi.
Selama ini asuransi memang belum populer di kalangan masyarakat luas. Ini terlihat dari jumlah kontribusi industri asuransi yang baru mencapai 1,8 persen (2007). Kontribusi yang kecil ini disebabkan kesadaran masyarakat, baik individu maupun korporasi, akan pentingnya asuransi masih kurang. Padahal, berbeda dengan lembaga keuangan lain yang melulu hanya mendapat petaka jika terjadi krisis, industri asuransi justru bisa memperoleh ”berkah” dari krisis. Ini karena bisnis asuransi adalah bisnis risiko dan proteksi (Kompas.com, 22/10/08).
Di tengah ketidakpastian akibat krisis seperti ini, orang mulai mengerti mengapa asuransi sangat diperlukan dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Kesadaran akan pentingnya berasuransi pun meningkat.
Perekonomian Terjamin
Evelina Pietruschka, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, yang diwawacarai Kompas (16/06/09), menyatakan bahwa krisis apa saja, mulai dari sosial, ekonomi, sampai perubahan iklim, selalu menjadi momentum industri asuransi untuk tumbuh dan berperan lebih besar dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat.
Dengan asuransi, individu akan mendapat manfaat sebagai proteksi pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Sementara, bagi korporasi, setidaknya ada dua manfaat besar, yakni bagi usaha korporasi dan lingkungan kerja karyawan.
Bagi perusahan, keberlangsungan pengerjaan proyek-proyek akan terjamin. Sementara, bagi karyawan, tentu keberadaan asuransi akan menjaga lingkungan kerja tetap kondusif. Asuransi akan mengingkatkan produktivitas karena turunnya jumlah hari kerja yang hilang. Selain itu, asuransi juga meningikatkan efisensi dan kualitas kerja, menurunkan biaya-biaya kesehatan dan asuransi, meningkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan, dan, terakhir, rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.
Terkait pembayaran klaim, memang perusahaan asuransi mau tidak mau harus menggelontorkan dana yang cukup banyak (selama tahun 2008, asuransi umum telah membayar klaim Rp 8,05 triliun. Jumlah ini tentu setara dengan pembangunan proyek-proyek infrastruktur, seperti pelabuhan, jalan tol, dan pembangkit listrik). Akan tetapi, pembayaran klaim akan meningkatkan optimisme pasar pada keberadaan industri asuransi. Tentu ini sinyal positif bagi perkembangan industri tersebut. Hal ini juga akan meningkatkan kesadaran, baik korporasi dan individu, bahwa berasuransi adalah penting dalam menghadapi kesusahan.
Bagi perusahaan asuransi inilah momentum mengalirnya pundi-pundi laba dari premi yang masuk. Ini menegaskan bahwa keberadaan perusahaan asuransi menyajikan win-win solution bagi perekonomian negara. Di satu sisi perekonomian terjamin keberlangsungannya (dengan pembayaran klaim atas kerugian), di sisi lain perusahaan asuransi juga tidak dirugikan.
Optimalisasi Peran
Menurut Mira Sih’hati, Ketua Umum Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia, sedikitnya ada tiga hal yang bisa mendorong optimalisasi peran industri asuransi (Kompas.com, 22/10/08). Pertama, political will pemerintah dengan menciptakan iklim yang kondusif dan menggairahkan bagi masyarakat untuk mau menempatkan dananya melalui premi asuransi dalam berbagai program asuransi.
Kedua, partisipasi masyarakat, terutama masyarakat akademis. Selama ini kesadaran asuransi masyarakat sangat rendah karena ketidaktahuan mengingat industri asuransi tidak diperkenalkan di bangku sekolah. Ketiga, inovasi dan profesionalisme para pelaku industri asuransi sendiri, baik layanan, produk maupun SDM-nya.
Akhirnya, sudah seharusnya industri asuransi punya tempat terhormat di kancah perekonomian Indonesia. Perannya, terutama sebagai penjamin kerugian, sangat membantu menjaga kestabilan ekonomi. Selain itu, kesadaran akan besarnya peran asuransi harus dipahami oleh semua pihak. Mari berasuransi!
Secara lengkap ketentuan penulisan dengan ejaan yang disempurnakan dapat dipelajari dalam buku ‘Pedoman Umum EYD’. Yang dikemukakan dalam handout ini sangat terbatas karena hanya berdasarkan kesalahan umum yang sering dilakukan para siswa.
1. Penulisan kalimat langsung :
• Sebelum berangkat bapak berpesan, “Jaga rumah baik-baik, Bu!”
• “Tujuan saya membuat penelitian ini,” katanya menjelaskan, “adalah untuk melengkapi skripsi saya.”
• “Saya kurang sependapat dengan Anda,” katanya. “Barangkali sebaiknya kita minta pendapat orang ketiga.”
• “Ketika pintu kubuka, kudengar adik berseru, ‘Mama, kakak pulang!’, dan letihku pun lenyap seketika,” ujar Rudy.
• “Kalian dengar suara ‘plung’ tadi?” tanya Pak Sofyan.
• “Dengar, Pak!” jawab kami serempak.
2. Penulisan tentang sesuatu yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata gantinya :
• Meskipun Rina beragama Kristen, ia membaca juga kitab Weda.
• Bimbinglah hamba-Mu ini, ya Tuhan Yang Mahakuasa, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
• Kita hanya bisa mengharapkan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Pengasih.
• Masalah-masalah kekristenan dibahas secara mendalam dalam seminar itu.
3. Penulisan gelar kehormatan :
• Tidak seorang pun melupakan jasa-jasa Raden Ajeng Kartini.
• Walaupun bergelar raden ajeng, ia tak pernah menyombongkan diri.
• Pemimpin yang dihormati di Yogyakarta adalah Sultan Hamengku Buwono.
• Negara kita dipimpin oleh seorang presiden.
• Hasanuddin, sultan Makasar, digelari Ayam Jantan dari Timur.
• Brigardir Jenderal Waluyo baru saja dilantik menjadi mayor jenderal.
4. Penulisan nama bangsa, suku, bahasa, nama hari, bulan, tahun, dan peristiwa sejarah :
• Bencana alam yang terjadi di Aceh merupakan peringatan dari Tuhan kepada bangsa Indonesia.
• Ada banyak suku di Indonesia, misalnya suku Sunda, suku Dayak, maupun suku Jawa.
• Di sekolah ini pelajaran bahasa Inggris sangat diutamakan.
• Pada tahun 1997 yang lalu, hari Idul Fitri dan hari Natal sama-sama jatuh di bulan Desember.
• Sejarah kekristenan pernah ternoda oleh peristiwa Perang Salib.
5. Penulisan nama khas dalam geografi :
• Di Indonesia terdapat banyak danau, salah satu yang terkenal adalah Danau Toba.
• Jangan lengah jika kamu berada di jalan yang ramai itu karena kabarnya Jalan Diponegoro sering ‘makan’ korban.
• Saat ini sungai-sungai di Kota Jakarta sudah tercemar, lebih-lebih Sungai Ciliwung.
6. Penulisan nama lembaga, dokumen resmi, dan judul buku :
• Semua undang-undang untuk mengatur negara ini merupakan penjabaran dari Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
• Kabarnya keberadaan Departemen Penerangan akan ditiadakan.
• Ia salah seorang kandidat pemimpin sebuah departemen pemerintahan di republik ini.
• Siapa pernah membaca buku “Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma”?
• Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Lanjutan
7. Perbedaan penulisan antara kata depan dengan awalan di dan ke , serta partikel pun :
• Letakkan barang ini di atas meja yang tinggi agar tidak dipegang-pegang oleh adikmu!
• Diatas hal-hal yang berkaitan dengan materi, kita harus juga mengutamakan sesuatu yang bersifat rohani.
• Ia pergi ke gereja untuk mencari kedamaian hati.
• Siapa nama gadis yang duduk di sampingmu itu?
• Disamping sebagai guru, ia dikenal juga sebagai artis.
• Tidak seorang pun di tempat ini mampu melakukan hal itu.
• Walaupun hujan, acara tetap berlangsung.
• Sekalipun badannya besar, tetapi nyalinya kecil.
• Sekali pun aku tak pernah pergi bersamanya.
8. Penulisan kata gabung:
• Bus antarkota itu setiap hari sarat penumpang.
• Ayahnya seorang purnawirawan ABRI.
• Setiap kata yang dianggap penting perlu digarisbawahi.
• Kita harus menjadi remaja bertanggung jawab.
• Pertanggungjawaban yang dibacakan presiden kurang memuaskan rakyat.
• Semoga Yang Mahaesa mengabulkan doa Anda.
9. Penulisan kata bilangan :
• Peristiwa mengenaskan itu terjadi sekitar tahun 60-an.
• Uang lima ribuan kabarnya akan ditarik dari peredaran.
• Saat ini Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono X.
• Saya anak ke-2 dari tiga bersaudara.
• Pada abad kedua puluh inilah puncak kemerosotan moral.
• Lima puluh peserta akan meramaikan acara itu.
• Acara itu akan diramaikan oleh 50 peserta.
10. Penulisan kalimat dengan tanda baca koma, titik koma, dan titik dua :
• Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
• Satu, dua, tiga, …mulai!
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan, yaitu Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan : Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
• Malam makin larut, tetapi anakku belum juga pulang.
• Malam makin larut; anakku belum juga pulang.
11. Penulisan kata yang memerlukan tanda hubung (-) :
- … telah dikenal sebagai alat pertahan-
an yang canggih.
- … telah dikenal sebagai alat perta-
hanan yang canggih.
- … telah dikenal sebagai alat per-
tahanan yang canggih.
• Pipinya yang kemerah-merahan itu sangat menggemaskan.
• Para gubernur se-Indonesia berkumpul di tempat itu mengadakan pertemuan.
• KTP-nya hilang dua hari yang lalu.
12. Penulisan kalimat yang memerlukan tanda elipsis (…)
• Kalau begitu … baiklah saya maafkan kamu.
• Saya sudah mengerti bahwa….
13. Penulisan kalimat dengan arti khusus atau bermakna konotasi :
• Analisisnya terhadap puisi “Doa” karya Chairil Anwar benar-benar ‘mendalam’.
• Jangan sampai kita ‘tercerabut’ dari akar budaya sendiri.
KOMITMEN ERICSSON DALAM MEMBERDAYAKAN SDM LOKAL
Dunia telekomunikasi indonesia semakin dinamis dan menggairahkan, karena kemajuan teknologi khususnya telekomunikasi dan human resource atau sumber daya manusianya terus berkembang pesat. Hal ini nampak dari peresmian Lab Uji Telekomunikasi pada tanggal 13 Oktober 2009 oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Bapak Prof. Dr. Ir. Mohammad NUH, DEA, di kantor Ericsson Indonesia di Jakarta.
Lab Uji Telekomunikasi yang dibangun untuk berbagai kegiatan uji coba bagi layanan telekomunikasi ini menunjukkan komitmen yang terus bertambah dari Ericsson untuk Indonesia. Dilengkapi dengan peralatan jaringan selular seperti layaknya jaringan di operator, Lab Uji Telkomunikasi ini diperuntukkan sebagai sarana utama dalam penyelenggaraan Research and Development, demo, uji coba (trials) untuk perangkat keras, lunak, maupun piranti telekomunikasi lain.
Selain itu, fasilitas Lab Uji Telkomunikasi ini juga dapat dipergunakan untuk lebih jauh lagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Sebagai bagian dari rangkaian “Center of Excellence” di Ericsson Indonesia, Lab Uji Telekomunikasi ini akan mendukung penuh target Ericsson untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat keahlian bagi pendukung operasi Ericsson di Asia Tenggara dalam hal Mobile Softswitch (MSS), Charging Systems, dan Mobile Packet Backbone Network.
Arun Bansal, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, mengatakan,” Pendirian fasilitas ini ditujukan untuk menyediakan dan menjawab kebutuhan para operator untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya dan, di saat yang sama Ericsson ingin menekankan lagi komitmennya dalam membangun kompetensi lokal yang mengangkat para tenaga ahli telekomunikasi Indonesia menjadi lebih kompetitif.”
Pada kesempatan yang sama dengan acara peresmiaan Lab Uji Telekomunikasi ini, akan dilakukan acara penandatanganan nota kesepahaman antara Ericsson dengan 4 universitas terkemuka di Indonesia, Universitas Indonesia (UI), Sekolah Teknik Elektro and Informatika - Institut Teknologi Bandung (STEI-ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam penghibahan peralatan telekomunikasi sebagai pengejewantahan komitmen Ericsson dalam memberdayakan SDM lokal melalui sarana akademis.
ASURANSI: WIN-WIN SOLUTION DALAM KRISIS
Oleh : M Rosyid Jazuli
Krisis ekonomi yang baru-baru ini terjadi memang berdampak besar bagai pergerakan ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Tentu ini berdampak pada lesunya perekonomian negara ini. Akan tetapi, di tengah surutnya aktivitas ekonomi, industri asuransi justru menggeliat di tengah krisis.
Faktanya, akibat krisis banyak perusahaan yang mengalami kerugian. Indikatornya mudah, IHSG sempat turun mencapai hampir 50%. Yang terkena dampak bukan hanya perusahaan, tetapi pekerja—yang pastinya—terancam PHK. Lalu, masalah kembali mncul ketika nasabah ataupun rekanan mempertanyakan nasib harta ataupun investasi yang ditanamkan.
Asuransi Jadi Solusi
Secara konservatif, dapat disimpulkan bahwa adanya jaminan atas kerugian (kegagalan) sangat diperlukan. Agaknya, salah satu bentuk jaminan yang bisa diupayakan adalah asuransi.
Selama ini asuransi memang belum populer di kalangan masyarakat luas. Ini terlihat dari jumlah kontribusi industri asuransi yang baru mencapai 1,8 persen (2007). Kontribusi yang kecil ini disebabkan kesadaran masyarakat, baik individu maupun korporasi, akan pentingnya asuransi masih kurang. Padahal, berbeda dengan lembaga keuangan lain yang melulu hanya mendapat petaka jika terjadi krisis, industri asuransi justru bisa memperoleh ”berkah” dari krisis. Ini karena bisnis asuransi adalah bisnis risiko dan proteksi (Kompas.com, 22/10/08).
Di tengah ketidakpastian akibat krisis seperti ini, orang mulai mengerti mengapa asuransi sangat diperlukan dalam menopang pertumbuhan ekonomi. Kesadaran akan pentingnya berasuransi pun meningkat.
Perekonomian Terjamin
Evelina Pietruschka, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, yang diwawacarai Kompas (16/06/09), menyatakan bahwa krisis apa saja, mulai dari sosial, ekonomi, sampai perubahan iklim, selalu menjadi momentum industri asuransi untuk tumbuh dan berperan lebih besar dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat.
Dengan asuransi, individu akan mendapat manfaat sebagai proteksi pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Sementara, bagi korporasi, setidaknya ada dua manfaat besar, yakni bagi usaha korporasi dan lingkungan kerja karyawan.
Bagi perusahan, keberlangsungan pengerjaan proyek-proyek akan terjamin. Sementara, bagi karyawan, tentu keberadaan asuransi akan menjaga lingkungan kerja tetap kondusif. Asuransi akan mengingkatkan produktivitas karena turunnya jumlah hari kerja yang hilang. Selain itu, asuransi juga meningikatkan efisensi dan kualitas kerja, menurunkan biaya-biaya kesehatan dan asuransi, meningkatkan partisipasi dan rasa kepemilikan, dan, terakhir, rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan.
Terkait pembayaran klaim, memang perusahaan asuransi mau tidak mau harus menggelontorkan dana yang cukup banyak (selama tahun 2008, asuransi umum telah membayar klaim Rp 8,05 triliun. Jumlah ini tentu setara dengan pembangunan proyek-proyek infrastruktur, seperti pelabuhan, jalan tol, dan pembangkit listrik). Akan tetapi, pembayaran klaim akan meningkatkan optimisme pasar pada keberadaan industri asuransi. Tentu ini sinyal positif bagi perkembangan industri tersebut. Hal ini juga akan meningkatkan kesadaran, baik korporasi dan individu, bahwa berasuransi adalah penting dalam menghadapi kesusahan.
Bagi perusahaan asuransi inilah momentum mengalirnya pundi-pundi laba dari premi yang masuk. Ini menegaskan bahwa keberadaan perusahaan asuransi menyajikan win-win solution bagi perekonomian negara. Di satu sisi perekonomian terjamin keberlangsungannya (dengan pembayaran klaim atas kerugian), di sisi lain perusahaan asuransi juga tidak dirugikan.
Optimalisasi Peran
Menurut Mira Sih’hati, Ketua Umum Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia, sedikitnya ada tiga hal yang bisa mendorong optimalisasi peran industri asuransi (Kompas.com, 22/10/08). Pertama, political will pemerintah dengan menciptakan iklim yang kondusif dan menggairahkan bagi masyarakat untuk mau menempatkan dananya melalui premi asuransi dalam berbagai program asuransi.
Kedua, partisipasi masyarakat, terutama masyarakat akademis. Selama ini kesadaran asuransi masyarakat sangat rendah karena ketidaktahuan mengingat industri asuransi tidak diperkenalkan di bangku sekolah. Ketiga, inovasi dan profesionalisme para pelaku industri asuransi sendiri, baik layanan, produk maupun SDM-nya.
Akhirnya, sudah seharusnya industri asuransi punya tempat terhormat di kancah perekonomian Indonesia. Perannya, terutama sebagai penjamin kerugian, sangat membantu menjaga kestabilan ekonomi. Selain itu, kesadaran akan besarnya peran asuransi harus dipahami oleh semua pihak. Mari berasuransi!
tugas 2
SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau : binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu.
Dalam hal seperti ini kita perlu mnenentukan: 1) kesimpulan apa yang disampaikan; 2) mencari dasar-dasar atau alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya; dan 3) menyusun ulang silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan hukum silogisme.
Berdasarkan hal tersebut tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja kebenaran / opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang kita terima.
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Semua mamalia binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. Kerbau termasuk mamalia. Jadi, kerbau : binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Yang perlu dicermati adalah, bahwa pola penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari kita tidak demikian nampak, entah di realita pembicaraan sehari-hari, lewat surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam menyimak atau mendengarkan atau menerima pendapat seseorang, kita perlu berpikir kritis melihat dasar-dasar pemikiran yang digunakan sehingga kita dapat menilai seberapa tingkat kualitas kesahihan pendapat itu.
Dalam hal seperti ini kita perlu mnenentukan: 1) kesimpulan apa yang disampaikan; 2) mencari dasar-dasar atau alasan yang dikemukakan sebagai premis-premisnya; dan 3) menyusun ulang silogisme yang digunakannya; kemudian melihat kesahihannya berdasarkan ketentuan hukum silogisme.
Berdasarkan hal tersebut tentu saja kita akan mampu melihat setiap argumen, pendapat, alasan, atau gagasan yang kita baca atau dengar. Dengan demikian, secara kritis kita mengembangkan sikap berpikir ke arah yang cerdik, pintar, arif, dan tidak menerima begitu saja kebenaran / opini yang dikemukakan pihak lain. Berdasarkan hal inilah akhirnya kita mampu menerima, meluruskan, menyanggah, atau menolak suatu pendapat yang kita terima.
tugas 1
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. (1)
contoh penalaran induktif adalah :
kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata
Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Penalaran induktif ini mengangkat 1 kasus untuk ditarik dalam kesimpulan umumnya. contohnya kurang banyak. dan meski penalaran induktif sudah kuat dengan contoh yang banyak, kesimpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan keabsahannya. sementara lebih jauh,
Berbeda dengan penalaran induktif, penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan. contoh penalaran deduktif adalah :
- semua hewan punya mata
- anjing termasuk hewan
:. anjing punya mata
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
komputer adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
televisi adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Korelasi Penalaran Deduktif dan Induktif
kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar. (1)
contoh penalaran induktif adalah :
kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata
:. setiap hewan punya mata
Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Penalaran induktif ini mengangkat 1 kasus untuk ditarik dalam kesimpulan umumnya. contohnya kurang banyak. dan meski penalaran induktif sudah kuat dengan contoh yang banyak, kesimpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan keabsahannya. sementara lebih jauh,
Berbeda dengan penalaran induktif, penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan. contoh penalaran deduktif adalah :
- semua hewan punya mata
- anjing termasuk hewan
:. anjing punya mata
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Contoh : yaitu sebuah sistem generalisasi.
komputer adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
televisi adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,
Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.
Korelasi Penalaran Deduktif dan Induktif
kedua penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan. Kalau kita berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara fakta maka kita sedang mengandaikan teori.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu ujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Upaya menemukan kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau berpikir refleksi.
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Langganan:
Postingan (Atom)